Rabu 24 Mar 2021 15:10 WIB

Amnesty: Intelijen Lebanon Siksa Pengungsi Suriah

Sejak 2011, ratusan pengungsi Suriah ditahan di Lebanon.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pengungsi Suriah yang menuju Lebanon.
Foto:

Dua orang tahanan lainnya mengatakan mereka dipukul di area alat vital hingga pingsan. Air urin mereka pun berdarah selama beberapa hari. Para tahanan juga mengatakan kondisi sel sangat buruk, mereka bisa berdiri selama berhari-hari di koridor, diborgol, dan mata mereka ditutup.

"Ada petugas yang menjaga kami jadi kami tidak bisa duduk atau tidur, bila ada yang mencobanya ia akan dipaksa berdiri lagi," kata salah satu petahanan.

Amnesty mengatakan Lebanon sudah meloloskan undang-undang anti -enyiksaan sejak 2017 lalu. Tapi kerap kali gagal mengimplementasikan dan keluhan penyiksaan sangat jarang sampai ke pengadilan.

"Pihak berwenang Lebanon harus segera mengimplementasikan undang-undang anti penyiksaan mereka sendiri dan menghormati kewajiban mereka di bawah undang-undang hak asasi manusia internasional," kata peneliti Amnesty bidang hak pengungsi dan imigran Marie Forestier.

"Mereka harus memastikan tuduhan penyiksaan diselidiki dengan efektif dan mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran yang keji ini harus dimintai pertanggung jawaban," tambahnya.

Salah seorang perempuan mengatakan petugas memaksanya melihat mereka menyiksa putranya sendiri. Perempuan yang lain mengatakan petugas memaksanya melihat suaminya dipukuli.

"Mereka menyiksa putra saya di hadapan saya, mereka menggantungnya di pintu dengan tangan yang diborgol lalu mereka buka dan tutup pintunya dan menghantamnya ke dinding, saya dua kali pingsan karena takut dan kasihan pada putra saya," kata Hala pada Amnesty. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement