"Cina berharap Myanmar akan memulihkan perdamaian, stabilitas, dan ketertiban konstitusional sedini mungkin dan terus memajukan transisi demokrasi dengan baik," kata Duta Besar Cina Zhang Jun dalam pertemuan dengan dewan keamanan PBB, menurut sebuah pernyataan dikutip dari AFP.
Ancaman perang saudara
Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener memperingatkan bahwa Myanmar menghadapi kemungkinan terjadinya perang saudara "di sebuah skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.''
Ia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan "tindakan yang berpotensi signifikan" untuk membalikkan kudeta militer sejak 1 Februari dan memulihkan demokrasi.
Burgener tidak merinci tindakan signifikan apa yang perlu dilakukan, tetapi dia menyampaikan gambaran yang mengerikan tentang tindakan keras militer dan mengatakan kepada dewan bahwa Myanmar "di ambang negara yang gagal."
"Jika kita hanya menunggu ketika mereka siap untuk berbicara, situasi di lapangan hanya akan memburuk. Pertumpahan darah akan segera terjadi," kata Burgener dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, Rabu (31/03).
Ia pun mendesak dewan "untuk mempertimbangkan semua alat yang tersedia untuk mengambil tindakan kolektif '' dan melakukan apa yang orang Myanmar pantas dapatkan dan "mencegah malapetaka multidimensi di jantung Asia.''
Sebelumnya, pada 1 Februari militer Myanmar melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Sejak saat itu, demonstran turun ke jalan menentang aksi kudeta tersebut.
Sedikitnya, 536 pengunjuk rasa tewas dalam aksi protes yang berakhir ricuh dengan pihak keamanan, menurut Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik.
rap/pkp (AP, Reuters, AFP)