Ahad 18 Apr 2021 17:59 WIB

IAEA Konfirmasi Pengayaan 60 Persen Uranium oleh Iran

Iran sebelumnya hanya mencapai kemurnian uranium 20 persen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pabrik pengayaan uranium, di Qom, Iran

Blinken mengatakan negara-negara P5+1, yakni AS, Cina, Rusia, Inggris, Prancis, dan Jerman, harus bersatu menolak rencana pengayaan uranium Iran. "Langkah ini mempertanyakan keseriusan Iran sehubungan dengan pembicaraan nuklir, seperti menggarisbawahi keharusan untuk kembali ke kepatuhan bersama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)," kata Blinken selama konferensi pers di markas NATO pada Rabu (14/4) lalu.

Blinken menyebut AS dan Iran telah menyatakan tujuan untuk kembali mematuhi JCPOA. "Kami telah terlibat secara konstruktif dalam proses diplomatik untuk mencapai tujuan itu, dan pada akhir pekan lalu kami mengeksplorasi pendekatan konkret yang dapat kami ambil, langkah-langkah yang akan diambil oleh AS dan Iran untuk kembali pada kepatuhan," ujarnya.

Menurut Blinken, negaranya menunjukkan dengan sangat jelas kepada pihak lain soal keseriusan tujuannya. "Masih harus dilihat apakah Iran memiliki keseriusan tujuan yang sama," ucapnya.

Pada 2018, mantan presiden AS Donald Trump memutuskan menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran atau JCPOA. Trump berpandangan JCPOA "cacat" karena tak turut mengatur tentang program rudal balistik dan peran Iran di kawasan. Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran.

Presiden AS Joe Biden telah mengisyaratkan niatnya untuk membawa kembali negaranya ke JCPOA. Sejak AS mundur, Iran telah mengingkari beberapa komitmen yang dibuatnya di JCPOA, termasuk perihal pengayaan uranium. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement