Ahad 25 Apr 2021 14:30 WIB

Warga Myanmar Kritik Konsensus ASEAN untuk Akhiri Konflik

Junta militer Myanmar dinilai gagal memulihkan demokrasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Para pengunjuk rasa memegang slogan yang mengutuk pemerintah militer saat mereka menandai festival Thingyan pada hari Selasa 13 April 2021 di Yangon, Myanmar. Aktivis mengorganisir boikot perayaan resmi Thingyan, Tahun Baru tradisional negara itu, biasanya waktu untuk reuni keluarga dan pesta pora.
Foto:

ASEAN sepakat untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Kemudian, utusan khusus dan delegasi ASEAN akan berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak yang berkepentingan. Dalam konsensus tersebut tidak menyinggung tentang pembebasan aktivis yang telah ditangkap oleh pasukan keamanan Myanmar.

"Pernyataan tidak mencerminkan keinginan orang mana pun, terutama untuk membebaskan narapidana dan tahanan, untuk bertanggung jawab atas nyawa yang meninggal, untuk menghormati hasil pemilihan dan memulihkan pemerintahan sipil yang demokratis," tulis Nang Thit Lwin dalam komentarnya di sebuah berita di media domestik Myanmar tentang kesepakatan ASEAN. 

Pertemuan ASEAN adalah upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar, yang mengalami kekacauan sejak kudeta pada 1 Februari. Aksi protes, kematian dan penangkapan, serta pemogokan nasional telah melumpuhkan kegiatan ekonomi Myanmar.

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) paralel Myanmar, yang terdiri dari tokoh-tokoh pro-demokrasi dan perwakilan kelompok etnis bersenjata menyambut baik konsensus yang dicapai. Tetapi junta militer Myanmar harus berpegang pada janjinya.

"Kami menantikan tindakan tegas oleh ASEAN untuk menindaklanjuti keputusannya dan memulihkan demokrasi kami," kata juru bicara NUG Sasa.

Pertemuan para pemimpin digelar di Sekretariat ASEAN, Jakarta, dan dipimpin oleh Ketua ASEAN 2021 Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam. Pemimpin negara atau utusan dari negara-negara ASEAN menghadiri pertemuan tersebut secara langsung, termasuk pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement