REPUBLIKA.CO.ID, ALCOZACAN -- Memegang balon dan tanda buatan sendiri, anak-anak berpawai di jalan-jalan desa Meksiko. Mereka meneriakkan slogan dan menyerukan perdamaian di wilayah yang dikuasai oleh geng narkoba.
Anak laki-laki dan perempuan di dusun di kota pegunungan di negara bagian Guerrero selatan, Alcozacan, dengan antusias mengambil bagian dalam pawai yang melibatkan orang dewasa pada Jumat (30/4). Momen tersebut bertepatan perayaan Hari Anak di Meksiko.
Mengenakan sandal dan kaos superhero, mereka mengibarkan tanda bertuliskan "Kami ingin perdamaian" dan "Hentikan kekerasan" sambil tersenyum lebar kepada penonton. "Di pegunungan Guerrero, anak-anak dikutuk untuk bertahan hidup di taman berduri," kata kepala pusat hak asasi manusia Gunung Tlachinollan, Abel Barrera.
Sebagai pengingat yang tidak nyaman tentang kekerasan, penyelenggara pawai dari kelompok orang dewasa awalnya berencana untuk memberikan replika senjata kayu kecil kepada anak-anak yang digunakan anggota komunitas sebagai bagian dari pasukan perlindungan diri sipil. Sebaliknya, mereka akhirnya memutuskan untuk membagikan mobil mainan dan boneka setelah pawai.
Pasukan perlindungan lokal telah bermunculan di beberapa bagian negara. Namun, penduduk setempat jengkel karena pemerintah yang tidak memberikan penjagaan dari gerombolan penjahat yang mengancam.
"Senjata yang kami gunakan adalah martabat, pemberontakan, dan perlawanan," kata seorang pemuda dalam pidatonya di sebuah pusat budaya setempat.
Guerrero adalah salah satu negara bagian termiskin di Meksiko menjadi kediaman bagi penculikan Ayotzinapa yang terkenal dan dugaan pembantaian 43 siswa yang dilatih untuk menjadi guru pada 2014. Sebelum dan sejak itu, wilayah ini telah berada di persimpangan jalan dari berbagai kejahatan kriminal, termasuk penculikan, pemerasan, dan produksi opium ilegal untuk membuat heroin.