Menanggapi seruan Biden untuk menurunkan eskalasi, juru bicara Hamas Hazem Qassam mengatakan mereka yang terlibat dalam upaya diplomasi gencatan senjata harus memaksa Israel untuk mengakhiri agresinya di Yerusalem dan pengeboman di Gaza. Kemudian, setelah itu dapat memungkinkan ada ruang untuk berbicara serta memulihkan ketenangan.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di Masjid al-Aqsa selama bulan Ramadhan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer. Lebih dari 52 ribu warga Palestina telah mengungsi.
Sedikitnya 21 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah gugur dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 227 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, termasuk 64 anak-anak dan 38 perempuan sejak 10 Mei.