Jumat 21 May 2021 08:16 WIB

Warga Gaza: Rudal Jatuh Saat Kami Bersujud

Kami selalu berdoa, jika terbunuh, kami meninggal sebagai syuhada.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Karta Raharja Ucu
Pelayat Palestina bereaksi saat pemakaman Obaida Jawabreh, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel, di kamp pengungsi Tepi Barat Al-Arrub, Selasa, 18 Mei 2021.
Foto:

Ia melanjutkan, pimpinan Hamas kemudian menjawab permintaan tolong itu dengan ancaman bagi pasukan Israel untuk meninggalkan al-Aqsha sekurangnya pukul 18.00 pada Senin (7/5) jika tak mau roket meluncur ke Tel Aviv. Ultimatum itu tak digubris Israel sehingga roket diluncurkan dan dibalas pengeboman yang sejauh ini mengakibatkan seratusan korban jiwa, termasuk anak-anak.

"Jadi, ini bukan reaksi. Ini kesempatan yang sudah mereka (Israel) tunggu- tunggu," kata Abeer.

Seorang WNI yang berada di Gaza, Abdillah Onim, mengatakan, saling serang rudal antara Israel dan pejuang Palestina masih berlangsung. Di tengah banyaknya korban berjatuhan, bantuan kemanusiaan dari luar belum bisa masuk ke wilayah Jalur Gaza.

Onim yang juga penggagas Nusantara Palestina Center (NPC) menyampaikan, kondisi di rumah sakit juga makin buruk. "Para petugas medis melayani pasien Covid19 dan korban agresi Israel. Sebelumnya, sehari bisa ada 300 orang kasus baru dan lima sampai sepuluh orang yang meninggal," ujar dia.

Ia mengatakan, NPC pada akhir pekan lalu telah menyalurkan bantuan obat-obatan yang bersifat sangat darurat di Rumah Sakit As-Syifa. Di antaranya, obat pembiusan, cairan infus, antibiotik, obat penghilang rasa sakit, dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement