Ahad 30 May 2021 10:28 WIB

Sisa Tubuh 215 Anak Pribumi Ditemukan Terkubur di Kanada

Jenazah anak-anak tersebut terdeteksi dan tidak digali.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KAMLOOPS -- Sebanyak sisa tubuh dari 215 anak ditemukan terkubur di lokasi yang dulunya adalah sekolah perumahan warga asli terbesar di Kanada. Tempat itu adalah lembaga yang menampung anak-anak yang diambil dari keluarga di seluruh negara.

Rosanne Casimir dari Tk'emlups te Secwepemc First Nation mengatakan pada Jumat (28/5), jenazah itu dikonfirmasi akhir pekan lalu dengan bantuan radar penembus tanah. Jenazah anak-anak tersebut terdeteksi dan tidak digali.

Baca Juga

Lebih banyak jenazah dapat ditemukan karena ada lebih banyak area untuk digeledah di halaman sekolah. Dia menyebut penemuan itu sebagai bukti yang selama ini sering diperbincangkan tetapi tidak pernah didokumentasikan di Kamloops Indian Residential School, sekolah asli pribumi.

Kepala koroner di British Columbia, Lisa Lapointe, mengatakan telah diinformasikan oleh Tk'emlups te Secwepemc tentang penemuan situs pemakaman yang terletak berdekatan dengan bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops.

"Kami sedang dalam proses awal untuk mengumpulkan informasi dan akan terus bekerja sama dengan Tk’emlups te Secwepemc dan lainnya seiring dengan kemajuan pekerjaan sensitif ini," kata Lapointe.

Tim itu masih bekerja dengan spesialis radar untuk menyelesaikan survei di darat. Mereka juga akan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk memulangkan jenazah dan menghormati anak-anak dan keluarga yang terkena dampak.

Dari abad ke-19 hingga 1970-an, lebih dari 150.000 anak Bangsa Pertama diharuskan menghadiri sekolah Kristen yang didanai negara. Kegiatan ini sebagai bagian dari program untuk mengasimilasi mereka ke dalam masyarakat Kanada.

Anak-anak warga asli ini dipaksa menjadi Kristen dan tidak diizinkan untuk berbicara bahasa ibu mereka. Banyak yang dipukuli dan dilecehkan secara verbal dan diduga sebanyak 6.000 anak telah meninggal.

Pemerintah Kanada meminta maaf di Parlemen pada 2008 dan mengakui bahwa pelecehan fisik dan seksual di sekolah merajalela. Banyak siswa ingat pernah dipukuli karena berbicara dalam bahasa asli serta kehilangan kontak dengan orang tua dan adat istiadat.

Sebuah laporan lebih dari lima tahun lalu oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mengatakan, setidaknya 3.200 anak telah meninggal di tengah pelecehan dan penelantaran. Terdapat laporan setidaknya 51 kematian di sekolah Kamloops saja antara tahun 1915 hingga 1963.

"Ini benar-benar memunculkan kembali masalah sekolah tempat tinggal dan luka dari warisan genosida terhadap masyarakat Pribumi," kata ketua daerah Majelis Bangsa Pertama untuk British Colombia, Terry Teegee.

Sekolah Kamloops beroperasi antara tahun 1890-1969, ketika pemerintah federal mengambil alih operasi dari Gereja Katolik dan mengoperasikannya sebagai sekolah harian hingga ditutup pada 1978.

sumber : AP
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement