Serangan udara itu terjadi tepat setelah konsulat AS di Erbil, Kurdistan Irak, mengonfirmasi bahwa tiga drone bermuatan bahan peledak menghantam lokasi di timur laut kota pada Sabtu (26/6). Serangan drone itu terjadi bertepatan ketika Popular Mobilization Units (PMU) yang didukung Iran dan menentang kehadiran militer AS di Irak, sedang mengadakan parade militer di dekat Baghdad.
Sebelumnya pada 20 Juni, sebuah rudal mendarat di dekat pangkalan udara Ayn Al Asad di provinsi Anbar, Irak barat. Menurut juru bicara senior militer Irak, Ayn Al Asad merupakan satu-satunya pangkalan udara di Irak yang menjadi markas pasukan koalisi pimpinan AS.
Lonjakan serangan yang dilakukan oleh kelompok militer yang didanai, dan didukung oleh Teheran telah memicu kekhawatiran atas jangkauan Iran di Timur Tengah untuk melawan musuh regional utamanya, seperti Arab Saudi dan Israel. Israel telah melakukan banyak serangan udara di Suriah, dan menargetkan kelompok militan yang didukung Iran. Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan komitmennya terhadap keamanan Israel.