Sabtu 10 Jul 2021 15:26 WIB

AS dengan Rusia Satu Suara, Bantuan PBB ke Suriah Berlanjut

Pengiriman bantuan ke Suriah akan dilakukan selama 12 bulan ke depan.

Dalam foto handout yang disediakan oleh Kedutaan Besar AS di Turki, Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, memeriksa bahan bantuan di perbatasan Bab al-Hawa antara Turki dan Suriah, Kamis, 3 Juni 2021.
Foto: AP/US Embassy
Dalam foto handout yang disediakan oleh Kedutaan Besar AS di Turki, Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, memeriksa bahan bantuan di perbatasan Bab al-Hawa antara Turki dan Suriah, Kamis, 3 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB pada Jumat (9/7) memperpanjang operasi bantuan lintas batas ke Suriah dari Turki. Keputusan ini diambil setelah Rusia menyetujui kesepakatan dalam pembicaraan menit terakhir dengan Amerika Serikat.

Pengiriman bantuan kemanusiaan kepada jutaan warga Suriah akan dilakukan selama 12 bulan ke depan."Orang tua dapat tidur malam ini karena mengetahui bahwa selama 12 bulan ke depan anak-anak mereka akan diberi makan. Perjanjian kemanusiaan yang kami capai di sini benar-benar akan menyelamatkan nyawa," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

Baca Juga

Persetujuan antara Rusia dan Amerika Serikat, yang hubungannya penuh dengan sejumlah masalah, merupakan momen penting. Diharapkan kesepakatan ini menjadi sebuah awal titik balik.

"Kami berharap ini mungkin menjadi titik balik yang memang sejalan dengan apa yang didiskusikan Putin dan Biden di Jenewa," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada wartawan setelah pemungutan suara.

"Ini menunjukkan bahwa kita dapat bekerja sama ketika ada kebutuhan dan ketika ada kemauan juga."

Presiden AS Joe Biden telah mengangkat pentingnya operasi bantuan lintas batas dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika mereka bertemu di Jenewa pada Juni.Pemerintahan Biden memperingatkan bahwa setiap kerja sama di masa depan dengan Rusia mengenai Suriah akan berisiko jika pengiriman bantuan lintas batas ditutup.

"Ini menunjukkan apa yang bisa kita lakukan dengan Rusia jika kita bekerja dengan mereka secara diplomatis untuk tujuan bersama," kata Thomas-Greenfield kepada wartawan.

"Saya berharap dapat mencari peluang lain untuk bekerja dengan Rusia dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement