Kamis 26 Aug 2021 11:57 WIB

Perbankan di Afghanistan Mulai Buka

Warga Afghanistan mulai mengantre untuk menarik uang tunai dari perbankan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bank Kabul
Foto:

Seorang nasabah di luar bank mengatakan, sebagian besar orang dapat mengandalkan kerabat dan kolega untuk pinjaman kecil pada saat dibutuhkan. Tetapi itu tidak berkelanjutan, karena kantor swasta masih tutup dan usaha komersial juga mulai terjatuh.

Ketika perbankan kembali dibuka, Bank Dunia mengumumkan akan memotong bantuan kepada Afghanistan yang saat ini dipimpin Taliban. Penasihat ekonomi dan pebisnis mengatakan, semua pembatalan dan pemotongan bantuan pinjaman akan membuat situasi keuangan di Afghanistan memburuk.  Taliban harus menemukan cara untuk mendapatkan kepercayaan dan memasuki kembali pasar global.

Antrean panjang selama berjam-jam membuat nasabah mulai ketakutan akan kehabisan uang tunai. Nasabah di luar kantor New Kabul Bank di lingkungan kota Shahr-e-Naw mulai memecahkan kaca jendela di depan koridor gedung. Saat kaca pecah, para nasabah mulai bersorak dan berteriak. Sementara yang lainnya mengambil kesempatan untuk menerobos garis pembatas, sehingga menimbulkan perkelahian.

Seorang nasabah yang masih mengantri dan melihat kekacauan itu, berkata, “Bank-bank adalah bandara baru,” merujuk pada ribuan orang yang berkumpul di luar pintu masuk bandara Hamid Karzai International Kabul dan berharap mendapatkan penerbangan untuk pergi dari Afghanistan.

Setelah berkuasa, Taliban bergerak lambat untuk membuka kembali kantor-kantor pemerintah karena belum mengumumkan struktur administrasi dan kepemimpinan.  Pekan lalu, Taliban mengatakan, Kementerian Keuangan akan menjamin pembayaran gaji semua pegawai negeri Afghanistan. Tetapi banyak pegawai di pemerintahan yang skeptis terhadap janji Taliban.

Baca juga : Arsitek Perang Afghanistan Dimakamkan Secara Rahasia

Seorang staf di Kementerian Keuangan mengatakan, dia tidak masuk kantor sejak Taliban mengambilalih Afghanistan. “Saya bahkan tidak yakin apakah mereka membutuhkan saya,” kata staf yang tidak ingin mengungkapkan identitasnya.

Pada Senin (22/8), Taliban menunjuk Mohammad Idris sebagai penjabat gubernur bank sentral. Tetapi untuk memulihkan kepercayaan antara konsumen dan investor membutuhkan waktu yang lama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement