Menteri Informasi Lai Mohammed dalam sebuah wawancara dengan Reuters, membela strategi untuk tidak membayar uang tebusan. Sebaliknya, pemerintah telah menghancurkan beberapa kamp bandit dan mencoba pendekatan lain untuk mengatasi bandit.
Dia menolak memberikan perincian dengan alasan perlunya kerahasiaan seputar operasi yang sedang berlangsung. Dia mengatakan semua tingkat pemerintah bekerja untuk membebaskan anak-anak.
“Kami memenangkan perang melawan pemberontakan dan kami memenangkan perang melawan bandit,” kata Mohammed.
Pemerintah negara bagian Niger, termasuk Tegina, menolak berkomentar. Pejabat yang bekerja dengan gubernur mengatakan mereka perlu merahasiakan upaya mereka. Sementara itu, tantangan terus menggunung.
Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), sebuah LSM, melacak peningkatan 28 persen kekerasan secara nasional di Nigeria dalam enam bulan pertama 2021 dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya. Kematian yang dilaporkan dari kekerasan nasional naik 61 persen menjadi 5.197.
Semuanya menjelaskan, Bukarti dari Extremism Policy Unit mengatakan, mengapa Adam dan orang tua lainnya rela menjual semua yang mereka miliki untuk membayar uang tebusan sendiri. “Mereka tidak mampu membelinya dengan cara apa pun. Tapi ini masalah hidup dan mati. Dan mereka tahu agen keamanan tidak dapat membebaskan orang yang mereka cintai,” katanya.