Ahad 19 Sep 2021 09:31 WIB

Laporan: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh oleh Robot Bersenjata

Robot dilengkapi senjata dengan kemampuan 600 tembakan per menit.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Foto:

Setelah pembunuhan itu, truk pickup Zamyad biru dilaporkan meledak. Tetapi tidak sesuai rencana, karena senjatanya tercabik dari mobil sehingga memungkinkan Teheran untuk merekonstruksi peristiwa tersebut.

Dinas khusus telah memperingatkan Fakhrizadeh tentang upaya pembunuhan. Mereka meminta Fakhrizadeh tidak bepergian.  Tetapi ilmuwan itu dilaporkan menolak, dengan alasan keinginannya untuk mengadakan kelas di Universitas Teheran. New York Times mengklaim bahwa, para pembunuh menyusup ke lingkaran dalam Fakhrizadeh, sehingga dapat memprediksi rute dan waktu perjalananya.

Iran telah diguncang oleh serangkaian serangan tingkat tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Selain membunuh pejabat dan menghancurkan fasilitas nuklir, Teheran telah mengungkapkan jaringan kaki tangan Israel yang luas di Iran.

Israel merencanakan pembunuhan Fakhrizadeh selama bertahun-tahun. Strategi Israel untuk membunuh ilmuwan tersebut menjadi lebih agresif karena kemungkinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan kembali terpilih kembali dalam pemilihan presiden. Agen mata-mata Israel percaya Presiden AS Joe Biden akan kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA).

New York Times menyatakan, jika Israel ingin membunuh seorang pejabat tinggi Iran, maka perlu persetujuan dan perlindungan AS. Trump dan mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka berbagi pandangan serupa tentang Iran.

“Itu berarti (mereka) bertindak sebelum Biden menjabat. Dalam skenario kasus terbaik Netanyahu, pembunuhan itu akan menggagalkan setiap peluang untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir bahkan jika Biden menang,” ujar laporan New York Times.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement