REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada Senin (20/9) mengatakan, kontrak kapal selam antara Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia dapat memicu perlombaan senjata nuklir di wilayah tersebut. Pada 15 September, AS dan Inggris mengumumkan akan melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata kantor berita Korea Utara, KCNA mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri.
Pengerahan kapal selam nuklir tersebut secara luas dipandang sebagai langkah untuk melawan pengaruh China yang berkembang di kawasan. Pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, kesepakatan kapal selam nuklir itu menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non-proliferasi nuklir internasional.
"Sikap kesepakatan ganda AS semakin nyata, dan secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas dunia,” kata pejabat itu seperti dikutip KCNA.
Kecaman Korea Utara datang beberapa hari setelah Pyongyang melakukan uji coba dengan menembakkan dua rudal ke laut. Sementara selang beberapa jam kemudian, Korea Selatan berhasil melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara itu menambahkan, negaranya akan mengambil tindakan balasan yang sesuai, jika kapal selam nuklir tersebut berdampak buruk pada keamanan Korea Utara.
AS, Inggris dan Australia membentuk pakta keamanan baru yang dikenal sebagai Aukus. Kesepakatan tersebut tidak secara gamblang menyebut kekuatan dan kehadiran militer Cina di kawasan Indo-Pasifik. Namun ketiga pemimpin negara berulang kali menyatakan kerisauan pada keamanan kawasan.
"Ini adalah peluang bersejarah bagi ketiga negara, dengan sekutu dan mitra yang berpikiran serupa, untuk melindungi nilai-nilai bersama serta mempromosikan keamanan dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," ujar pernyataan bersama AS, Inggris, dan Australia, dilansir BBC.
Pakta Aukus menyetujui saling berbagi informasi dan teknologi antarketiga negara di sejumlah bidang, termasuk intelijen, teknologi kuantum, dan pembelian misil jelajah. Di antara bidang-bidang itu, pembuatan kapal selam adalah kuncinya. Kapal-kapal selam itu akan dibuat di Adelaide, Australia Selatan, yang melibatkan AS dan Inggris dalam penyediaan konsultasi pada teknologi produksi.