Ahad 26 Sep 2021 11:57 WIB

Rekonstruksi Gaza akan Dimulai Oktober 2021

Beberapa negara telah berjanji untuk berkontribusi pada proses rekonstruksi Gaza

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nur Aini
Warga Palestina berjalan di malam hari di sepanjang Jalan Al-Baali, di samping rumah-rumah yang rusak parah akibat serangan udara selama perang 11 hari antara Israel dan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, Senin, 31 Mei 2021
Foto:

Kesepakatan rekonstruksi mencakup tiga fase. Yang pertama termasuk membangun kembali rumah tempat tinggal oleh komite Qatar. Qatar akan membangun kembali 1.000 unit yang hancur, termasuk 800 yang mengalami kerusakan sebagian.

Menurut Sarhan, Mesir akan memulai fase pertama dalam beberapa hari. Pengaturan masuknya peralatan konstruksi ke Jalur Gaza sedang dilakukan melalui perbatasan Rafah. Sementara itu, ia mengatakan Kuwait sebelumnya berjanji untuk membangun menara yang dibom dalam serangan terakhir, tetapi perjanjian itu tidak disetujui secara resmi.

"Kami berharap lebih banyak donor untuk bergabung dalam proses rekonstruksi dalam tiga bulan mendatang, termasuk Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Uni Eropa, dan berkontribusi untuk mendukung sektor industri dan pertanian di Gaza," kata Sarhan.

Juru bicara pemerintah Gaza, Salama Marouf, mengatakan bahwa Israel telah sepakat untuk menghapus pembatasan yang dikenakan pada bahan bangunan yang masuk ke Gaza. Mekanisme Rekonstruksi Gaza (Gaza Reconstruction Mechanism /GRM) adalah perjanjian sementara yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan disetujui oleh Otoritas Palestina dan Israel pada September 2014.

Mekanisme itu dirancang untuk mengatasi 'masalah keamanan' Israel sembari mengizinkan masuknya bahan konstruksi (hanya agregat (komposit), semen dan batangan baja) ke Jalur Gaza untuk digunakan dalam proyek konstruksi. Menurut Marouf, ada banyak material yang dilarang masuk ke Gaza karena diklasifikasikan dalam daftar 'penggunaan ganda' dari Israel.

"Daftar ini sudah termasuk banyak bahan yang diperlukan seperti pompa air, lift, besi dan lainnya," kata Marouf.

Namun, kendala utama yang ditakuti oleh komite rekonstruksi Gaza adalah Israel memblokir barang meskipun ada kesepakatan. Marouf mengatakan, hal itu adalah tantangan utama dengan pengepungan terus menerus yang diberlakukan di Gaza. Menurutnya, Israel dapat melarang masuknya bahan bangunan melalui perbatasannya kapan saja.

"Kami berharap organisasi donor dan semua mitra dapat menjamin masuknya bahan bangunan secara stabil sesuai kesepakatan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement