"Dia (Saied) adalah diktaktor yang mengkhianati revolusi dan mengkhianati demokrasi, ia mengumpulkan semua kekuasaan, ini adalah kudeta dan kami akan menurunkan kudeta di jalan," kata pengunjuk rasa.
Saied mengatakan tindakannya diperlukan untuk mengatasi kelumpuhan politik, stagnasi ekonomi dan lemahnya respon terhadap pandemi virus korona. Ia berjanji menegakan hak asasi dan tidak menjadi diktaktor.
Pada Jumat (24/9) lalu, serikat buruh Tunisia yang berpengaruh menolak elemen-elemen utama upaya Saied merebut semua kekuasaan ke tangannya. Mereka memperingatkan tindakan presiden membahayakan demokrasi.
Seperti yang dikatakan oposisi sejak awal Saied mengambil alih kekuasaan. Unjuk rasa akhir pekan ini demonstrasi pertama sejak presiden mengambil seluruh kekuasaan pada 25 Juli lalu.
Partai terbesar di Tunisia, Ennahda mengatakan langkah Saied 'kudeta terangan-terangan terhadap legitimasi demokrasi'. Partai Islam moderat itu meminta rakyat bersatu dan mempertahankan demokrasi 'dalam upaya damai tanpa lelah'.
Pada Rabu (22/9) lalu empat partai politik Tunisia mengeluarkan pernyataan bersama mengecam Saied. Partai Heart of Tunisia juga melakukan langkah yang serupa. n