Kamis 30 Sep 2021 13:40 WIB

Ketakutan dan Kemarahan di Tambang Batu Bara Turow Polandia

Polandia menolak penutupan tambang batu bara Turow.

Tambang batu bara (ilustrasi)
Foto:

Apa kata penduduk setempat?

Di kota kecil Bogatynia, yang berpenduduk 17.000 orang topik tersebut membangkitkan perasaan nasionalis yang kuat. Seorang jurnalis Ceska bahkan ditolak untuk meliput di sebuah bar di kota itu.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh PGE, sekitar  96 persen penduduk Bogatynia menyadari  tambang akan ditutup. Lebih dari setengahnya mengakui ini akan terjadi dalam 10-20 tahun mendatang.

Seorang wanita kelahiran Bogatynia yang kembali ke kotanya empat tahun lalu, kepada kantor berita Polandia PAP mengatakan, penutupan tambang dan pembangkit listrik akan menjadi bencana bagi wilayah tersebut. "Ayah saya berasal dari Polandia tengah dan datang ke sini untuk bekerja serta selanjutnya menetap di sini" katanya.

"Baik otoritas Ceska dan Polandia sama-sama bersalah dalam kasus Turow", tambahnya. "Kebenarannya mungkin ada di tengah-tengah. Perselisihan semakin memburuk karena ada pemilihan umum di Republik Ceko" ujarnya.

"Kami hidup berdampingan baik-baik dengan orang Ceska. Banyak orang pergi ke sana untuk bekerja. Kami punya teman di Republik Ceska. Orang Ceska tidak bisa disalahkan atas situasi ini. Hanya para politisinya" pungkas wanita yang tidak mau disebut namanya itu.

Sementara Agnieszka, seorang perempuan warga setempat yang bekerja di toko bunga mengatakan, seharusnya pemerintah bertindak lebih awal. "Pemerintah di Warsawa menunda-nunda, mereka tidak berbicara dengan Ceska ketika ada waktu untuk itu. Negosiasi berjalan sangat lambat", katanya.

Kakak ipar dan menantu laki-laki Agnieszka bekerja di pertambangan. "Menantu saya telah memutuskan untuk pindah dari sini, karena situasi yang tidak pasti ini. Ketika tambang ditutup, semua orang akan pergi, bisnis lokal akan runtuh dan Bogatynia tidak akan ada lagi" tambahnya.

"Dulu kami terkenal dengan pabrik kapas, dan sekarang tidak ada apa-apa selain kompleks industri batubara, tidak ada yang dibangun. Orang-orang muda takut untuk menggantungkan masa depan mereka dengan kota ini" kata warga lokal lainnya kepada PAP.

"Menurut pendapat saya, pemerintah tidak boleh mundur sekarang, karena jika itu terjadi, kami akan menunjukkan kepada seluruh Eropa bahwa kami lemah, bahwa kami melakukan apa yang orang lain suruh kami lakukan" ujar Sebastian Mikulsk, seorang teknisi listrik di pabrik tersebut kepada tabloid Super Ekspres.

"Kami punya hipotek, bagaimana saya akan membayar angsurannya jika Turow berhenti berfungsi?”, tanyanya ironis.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement