Jumat 01 Oct 2021 21:25 WIB

Hapus 6 Angka Nol, Venezuela Kenalkan Mata Uang Baru

Peluncuran mata uang baru dilakukan demi mengurangi dampak hiperinflasi Venezuela

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Satu kilogram wortel senilai 3 juta bolivar atau setara 0.46 USD di Venezuela. Peluncuran mata uang baru dilakukan demi mengurangi dampak hiperinflasi Venezuela.
Foto: Carlos Garcia Rawlins/Antara
Satu kilogram wortel senilai 3 juta bolivar atau setara 0.46 USD di Venezuela. Peluncuran mata uang baru dilakukan demi mengurangi dampak hiperinflasi Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS - Pemerintah Venezuela memulai debut mata uang terbarunya, Jumat (1/10) waktu setempat. Mata uang baru ini akan menampilkan angka nol yang lebih sedikit dalam mata uang nasionalnya.

Peluncuran mata uang baru ini dilakukan demi mengurangi dampak hiperinflasi serta memudahkan warga untuk menggunakan uang bolivar. Denominasi tertinggi bolivar Venezuela sebelumnya adalah uang kertas satu juta bolivar, yang saat ini bernilai sedikit kurang dari 0,25 dolar AS. Nominal itu sekarang akan menjadi satu bolivar.

Baca Juga

Seperti dilansir laman Aljazirah pada Jumat (1/10), mata uang baru ini merupakan denominasi tertinggi yakni 100 bolivar bernilai sedikit kurang dari 25 dolar AS. Setelah mengumumkan perubahan mata uang pada September, bank sentral Venezuela mengatakan bolivar tidak akan bernilai lebih atau kurang, melainkan pengubahan itu hanya untuk memfasilitasi penggunaannya pada skala moneter yang lebih sederhana.

Perubahan ini dimaksudkan untuk membuat transaksi tunai dan akuntansi menjadi lebih sederhana, yang sering kali diperumit oleh serangkaian angka nol yang berat. Inflasi telah menyebabkan bank membatasi berapa banyak uang tunai yang dapat ditarik individu dalam sehari. Kondisi ini juga memaksa banyak penduduk negara itu untuk menggunakan dolar Amerika Serikat atau metode pembayaran elektronik.

Perubahan kebijakan ini terjadi ketika produk domestik bruto atau PDB Venezuela telah anjlok hingga 80 persen sejak 2013 karena harga minyak jatuh. Terlebih produksi berkurang selama beberapa dekade kekurangan investasi dan pemerintah yang gagal mengurus ekonomi negara.

Bolivar memang kehilangan hampir semua nilainya hanya dalam lebih dari 10 tahun. Pada 2021 saja mata uang merosot hampir 73 persen.

Sementara bank sentral Venezuela tidak lagi mempublikasikan statistik inflasi, Dana Moneter Internasional memperkirakan tingkat negara itu pada akhir 2021 akan berada di 5.500 persen. Pada Jumat, untuk satu potong roti dibutuhkan tujuh uang kertas satu juta bolivar atau pecahan tertinggi dan sangat sulit didapat.

Menurut Survei Kondisi Kehidupan Nasional 2020-2021, tiga dari empat orang Venezuela saat ini hidup dalam kemiskinan ekstrem. Keruntuhan ekonomi yang diperparah oleh pandemi virus corona membuat kesulitan ekonomi semakin mencekik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement