Jumat 22 Oct 2021 09:45 WIB

Bos Geng Haiti Ancam Tembak Mati Sandera Misionaris Amerika

Bos geng Haiti menuntut tebusan 1 juta dolar AS per orang untuk bebaskan sandera.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Situasi di pusat kota Port-au-Prince, Haiti, sore hari, Selasa, 21 September 2021. Situasi keamanan di Haiti memburuk. Geng kriminal menculik misionaris AS dan meminta uang tebusa.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Situasi di pusat kota Port-au-Prince, Haiti, sore hari, Selasa, 21 September 2021. Situasi keamanan di Haiti memburuk. Geng kriminal menculik misionaris AS dan meminta uang tebusa.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Pemimpin geng Haiti yang diduga menculik 17 anggota kelompok misionaris dari Amerika Serikat (AS) mengancam akan membunuh para sandera jika tuntutannya tidak dipenuhi. Wilson Joseph mengeluarkan ultimatum dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada Kamis (21/10).

"Saya bersumpah  jika saya tidak mendapatkan apa yang saya minta, saya akan menembak kepala orang-orang Amerika ini," kata pemimpin geng 400 Mawozo itu dalam video itu, dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Awal pekan ini, pejabat Haiti mengatakan geng itu menuntut tebusan 1 juta dolar AS per orang untuk membebaskan para sandera. Berbicara di depan peti mati anggota geng yang tampaknya dibunuh oleh polisi, Joseph mengancam Perdana Menteri Haiti Ariel Henry dan kepala Polisi Nasional Leon Charles. "Kalian membuatku menangis. aku menangis air. Tapi aku akan membuat kalian menangis darah," ujar Joseph.

Koresponden Aljazirah Manuel Rapalo mengatakan protes di ibukota Port-au-Prince terhadap situasi keamanan yang memburuk di Haiti berlanjut untuk hari kelima pada Kamis. Para pekerja Haiti melakukan pemogokan umum pada 18 Oktober untuk memprotes memburuknya ketidakamanan dan kekerasan geng setelah penculikan para misionaris Kristen.

"Kekhawatirannya sekarang, terutama setelah video ini diterbitkan, adalah bahwa ketegangan akan terus meningkat, ada ketakutan bahwa kekerasan dapat diucapkan di jalanan," kata Rapalo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement