Sabtu 23 Oct 2021 16:20 WIB

AS Diam-Diam Tempatkan Pengungsi Afghanistan di Kosovo

Kelompok HAM prihatin dengan penempatan pengungsi Afghanistan yang tak transparan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Sekelompok anak-anak bermain di dalam salah satu tenda besar di sebuah kamp pengungsi Afghanistan di Pangkalan Bersama McGuire Dix Lakehurst, NJ, Senin, 27 September 2021. Kamp tersebut saat ini menampung sekitar 9.400 pengungsi Afghanistan dan memiliki kapasitas untuk menampung hingga 13.000 orang.
Foto:

Sejauh ini, lebih dari 66 ribu warga Afghanistan telah tiba di AS sejak 17 Agustus. Mereka menjalani proses pemeriksaan keamanan yang ketat untuk menyaring ancaman keamanan nasional. Warga Afghanistan yang dievakuasi tersebut rata-rata bekerja sebagai penerjemah untuk militer Amerika, serta angkatan bersenjata negara mereka sendiri.

Dari total 66 ribu warga Afghanistan yang dievakuasi, sekitar 55 ribu warga Afghanistan berada di pangkalan militer AS di seluruh negeri. Mereka menyelesaikan proses imigrasi dan evaluasi medis serta karantina sebelum diizinkan untuk menetap di AS. Sementara Masih ada 5.000 warga Afghanistan lainnya berada di titik-titik transit di Timur Tengah dan Eropa.

Jumlah warga Afghanistan di Camp Bondsteel di Kosovo, terus berfluktuasi. Ada orang baru yang datang dan pergi karena masalah keamanan, seperti dokumen yang hilang. Pemerintah Kosovo telah setuju untuk mengizinkan para pengungsi tinggal di wilayahnya selama satu tahun.

Kosovo juga menjadi tuan rumah kelompok terpisah di lokasi yang berdekatan dengan Bondsteel yang dikenal sebagai Camp Bechtel, di mana warga Afghanistan yang bekerja untuk negara-negara NATO, tinggal sementara sampai mereka dimukimkan kembali di Eropa.

Menurut seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim, selama beberapa minggu, ada sekitar 30 pengungsi Afghanistan, bersama dengan sekitar 170 anggota keluarga, di Camp Bondsteel. Mereka secara sukarela dievakuasi dari Afghanistan, tetapi ditempatkan di salah satu titik transit di Eropa atau Timur Tengah. Setelah itu para warga Afghanistan tersebut diberitahu bahwa mereka harus pergi ke Kosovo. 

Beberapa memilih untuk membawa keluarga mereka, sementara pihak berwenang bekerja sama dengan analis dan ahli lain dari FBI, Kementerian Keamanan Dalam Negeri, dan lembaga lain untuk menyelesaikan pertanyaan tentang identitas mereka.

Warga Afghanistan yang mengungsi tersebut bebas bergerak di pangkalan. Tetapi tidak dapat pergi dalam kondisi yang ditentukan oleh pemerintah Kosovo. Mereka yang dikirim ke Bondsteel adalah orang-orang yang membutuhkan pertimbangan lebih lanjut dan akan melibatkan analisis serta wawancara, sebelum pihak berwenang mengizinkan mereka pindah ke AS.

Dalam beberapa kasus, analisis telah mengarah pada penentuan bahwa mereka memenuhi kriteria untuk perjalanan selanjutnya ke Amerika Serikat. Sementara dalam kasus lainnya pemeriksaan tetap berlangsung, dan belum terselesaikan.

Amerika Serikat belum mengirim siapa pun kembali ke Afghanistan. Selain itu, AS akan memutuskan langkah terhadap warga Afghanistan yang tidak memenuhi syarat serta kriteria untuk dimukimkan kembali di negara lain.

Camp Bondsteel tetap terlarang bagi orang luar, termasuk pengacara yang mungkin berpotensi mewakili orang-orang di sana jika mereka pada akhirnya tidak diizinkan memasuki AS. “Tidak ada akses nyata ke kamp, dan tidak ada pengawasan publik atau independen tentang apa yang terjadi di sana," ujar Sesar.

Upaya pemukiman kembali berada di bawah pengawasan ketat, menyusul gelombang kritik terhadap pemerintahan Biden atas proses evakuasi ketika pasukan AS ditarik dari Afghanistan. Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump menandatangani kesepakatan damai dengan Taliban untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Ketika itu, Trump sepakat untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement