Rabu 10 Nov 2021 13:17 WIB

Antisipasi Ancaman China, AS Uji Iron Dome Israel di Guam

AS lakukan uji coba Iron Dome di Guam didorong kemungkinan serangan dari China

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
AS lakukan uji coba Iron Dome di Guam didorong kemungkinan serangan dari China. Ilustrasi.
Foto:

Beberapa pengamat mengatakan jika Iron Dome diuji, maka Korea Selatan (Korsel) menjadi tempat yang lebih cocok. Karena Seoul memiliki musuh yang mirip dengan Israel yakni musuh yang berada tepat di perbatasannya dan memiliki senjata yang sama dengan yang dimiliki milisi Palestina.

"Perlu ditanyakan di mana aset-aset ini yang memberikan hasil paling besar," kata pakar pertahanan di Asia-Pasifik di lembaga think-tank Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.

Tenggat waktu perintah Kongres pada Angkatan Darat untuk mengoperasikan satu Iron Dome di Guam pun semakin dekat. Sementara Iron Dome lainnya akan dikerahkan di pulau utama AS. Sepanjang bulan Desember pasukan di Guam akan berlatih mengoperasikan dan mengintegrasikan Iron Dome dengan sistem pertahanan lainnya.

Negara-negara di sekitar kawasan Asia-Pasifik berinvestasi pada teknologi rudal. Tahun ini AS mencabut batasan jangkauan rudal Korsel. Seoul menyetujui anggaran untuk mengembangkan sistem pertahanan seperti Iron Dome produksi dalam negeri untuk melindungi dari artileri dan rudal Korea Utara (Korut). Diperkirakan belum akan siap hingga enam tahun mendatang.

Foto-foto yang diambil melalui satelit menunjukkan China membangun jaringan silo rudal di gurun. Pemimpin Jepang yang baru Perdana Menteri Fumio Kishida ingin Tokyo mengembangkan rudalnya sendiri untuk menghancurkan pangkalan musuh.

Pada 2013, AS menempatkan landasan rudal anti-balistik Terminal High Altitude Area Defense (Thaad) di Guam setelah Korut mengancam akan menyerang pulau itu. Selama ketegangan dengan Pyongyang tersebut, pesawat bomber dari Guam sudah dikirim untuk terbang di sekitar Semenanjung Korea.

Di 2016 AS mengerahkan landasan Thaad di Korsel. Pemimpin-pemimpin militer AS mencari 200 juta dolar AS untuk menambah teknologi menjaga Guam dari rudal balistik seperti sistem pertahanan rudal Aegis versi darat yang banyak dipasang di kapal tempur.

Menurut mereka fasilitas di Guam akan menjadi sangat penting selama konflik di kawasan. Kapal-kapal selam AS yang beroperasi di Pasifik berlabuh di Guam. "Perlindungan pada pasukan mutlak diperlukan," kata petinggi militer AS di Asia-Pasifik,Admiral John C. Aquilino pada Senat bulan Maret lalu.

Kongres kurang dibujuk dan memotong permintaan pengeluaran untuk pertahanan rudal di Guam tahun ini. Mereka mengatakan perlu rencana yang jelas mengenai bagaimana anggaran digunakan.

Sementara militer AS memandang jauh ke depan melampaui Iron Dome. September lalu komando pertahanan dari serangan udara dan rudal Angkatan Darat meminta Dynetics, salah satu unit perusahaaan pertahanan Leidos Holdings Inc, untuk memproduksi prototipe alternatif Iron Dome. Sistem pertahanan yang baru diperkirakan akan dikirimkan pada September 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement