REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe pada Jumat (19/11) mengatakan Jepang harus bekerja sama dengan mitra keamanan AUKUS bersama Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia. Abe menambahkan Jepang dapat bekerja sama dalam kecerdasan buatan dan kemampuan siber.
Pakta AUKUS dibentuk pada September sebagai tanggapan terhadap militerisasi China di kawasan Indo-Pasifik, khususnya di Laut China Selatan yang secara strategis. Jepang bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu Amerika Serikat dan negara-negara sahabat lainnya, sembari memperkuat postur pertahanannya sendiri, karena menghadapi ekspansi militer China.
Abe menyambut baik pembentukan pakta AUKUS. Menurut Abe, AUKUS merupakan kunci untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu, AUKUS dapat memastikan keterlibatan jangka menengah hingga jangka panjang, bersama negara-negara yang memiliki pemikiran dan tujuan serupa terkait situasi di kawasan Indo-Pasifik.
"Sangat penting untuk melakukan upaya berlapis dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Saya percaya Jepang harus terlibat dalam kerja sama AUKUS di bidang-bidang seperti kemampuan dunia maya, kecerdasan buatan, dan teknologi kuantum," kata Abe.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kemitraan AUKUS akan dimulai dengan kapal selam bertenaga nuklir. Namun anggota aliansi berharap dapat mempercepat pengembangan sistem pertahanan canggih lainnya termasuk di dunia siber, kecerdasan buatan, dan komputasi kuantum.
Jepang membentuk kelompok Quad dengan India dan dua anggota AUKUS yaitu Australia dan Amerika Serikat. Para pemimpin kelompok Quad mengadakan pertemuan langsung pertama pada September lalu. Terkait hubungan Jepang dengan Australia, Abe menyebut kedua negara perlu lebih memperdalam kemitraan strategis khusus mereka.
“Mengingat lingkungan keamanan regional yang semakin parah, ada kebutuhan untuk meningkatkan kerja sama keamanan dan pertahanan bilateral Jepang-Australia ke tingkat yang baru," kata Abe.
Abe, yang merupakan perdana menteri terlama di Jepang, mengundurkan diri tahun lalu karena masalah kesehatan. Namun Abe tetap sebagai anggota parlemen dan belum lama ini terpilih sebagai kepala Partai Demokrat Liberal yang berkuasa.