Varian B.1.1.529 pertama kali ditemukan di Botswana. Setelah itu, varian baru itu juga ditemukan di Afrika Selatan, Hong Kong, dan yang terbaru di Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, Afrika Selatan telah mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Kasus Covid-19 akibat varian B.1.1.529 telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan saat pertama kali ditemukan.
Kasus varian B.1.1.529 di Hong Kong ditemukan pada seorang warga yang baru saja berkunjung dari Afrika Selatan. Sedangkan kasus di Israel ditemukan pada warga yang telah melakukan perjalanan ke Malawi. Temuan di Israel ini mengindikasikan bahwa varian B.1.1.529 mungkin sudah menyebar di sepanjang Afrika.
Penasihat medis UK Health Security Agency, Dr Susan Hopkins, mengatakan angka reproduksi Covid-19 (R rate) di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, sudah menyentuh angka 2. Gauteng merupakan wilayah di mana terbentuknya klaster varian B.1.1.529.
Sekitar 80 persen dari hasil positif tes Covid-19 di Provinsi Gauteng berkaitan dengan varian B.1.1.529. Temuan tersebut dinilai dapat menjelaskan pertumbuhan infeksi yang eksponensial.
Angka reproduksi tersebut dinilai cukup tinggi. Dr Hopkins mengatakan, angka reproduksi tersebut sama dengan angka reproduksi yang dimiliki Inggris sesaat sebelum menjalani lockdown pertama pada 2020.
"Varian ini memiliki beragam mutasi berbeda, ada sekitar 30 mutasi berbeda yang tampak relevan, itu dua kali lebih ebsar dibandingkan yang dimiliki Delta," ungkap Dr Hopkins, seperti dilansir The Sun, Jumat.