Di surel tersebut, mereka menyebut, Dr Fauci diperingatkan tentang dua hal, yakni potensi Covid-19 muncul akibat kebocoran Institut Virologi Wuhan dan kemungkinan virus itu sengaja dimanipulasi secara genetik. “Sangat penting bagi kami untuk menyelidiki apakah informasi ini disampaikan kepada seluruh pemerintah dan apakah informasi itu akan mengubah respons AS terhadap pandemic,” kata mereka.
Comer dan Jordan secara resmi meminta wawancara yang direkam dan ditranskrip dengan Fauci untuk membahas informasi tersebut. Pada Oktober tahun lalu, intelijen AS merilis laporan tentang dugaan asal-usul Covid-19. Mereka menyimpulkan bahwa SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 tidak dikembangkan sebagai senjata biologis. Komunitas intelijen AS tetap terpecah perihal kemungkinan asal-usul Covid-19.
Pada Agustus tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Cina membagikan data mentah tentang kasus-kasus awal Covid-19 di Wuhan. Hal itu dibutuhkan guna menghidupkan kembali penyelidikan tentang asal-usul virus penyebab penyakit tersebut.
China kemudian menyatakan bahwa penyelidikan awal tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama WHO dan para ahli asal negaranya sudah cukup. Beijing menilai, seruan untuk penyerahan data lebih lanjut bermotif politik daripada kepentingan ilmiah. "Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Cina Ma Zhaouxu kala itu.