Rabu 23 Feb 2022 13:36 WIB

Nakes Hong Kong Sulit Peroleh Ruang Isolasi Covid-19

Infeksi harian Hong Kong telah melonjak 70 kali sejak awal Februari.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Patients lie on hospital beds as they wait at a temporary makeshift treatment area outside Caritas Medical Centre in Hong Kong, Friday, Feb. 18, 2022.

Seperti China daratan, Hong Kong bertujuan untuk memberantas wabah apa pun dengan cara apa pun. Secara resmi, wilayah ini masih menargetkan semua infeksi dan kontak dekat untuk pengujian wajib, perawatan, dan isolasi.

Yee mengatakan tujuan itu adalah "mustahil." Penularan bahkan tidak dapat dicegah di dalam rumah sakit dan ini terbukti dengan laporan pihak berwenang bahwa 837 staf medis yang terinfeksi pada Selasa (22/2/2022).

"Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi dalam pandemi Covid tempat terakhir yang kami inginkan untuk orang yang menularkan adalah di rumah sakit, kecuali mereka benar-benar membutuhkan perawatan," kata  mitra pendiri klinik OT&P David Owens.

"Kami sudah melihat peningkatan tajam dalam penyakit dan isolasi pada petugas kesehatan. Tampaknya tidak terbayangkan bahwa sistem kesehatan dapat berlanjut lama tanpa perubahan strategi," ujarnya.

Kebanyakan pasien memiliki gejala ringan. Kondisi ini membuat pemerintah telah mulai menyesuaikan kebijakan rawat inap dan isolasi berdasarkan tingkat keparahan.

Hanya saja, kebijakan itu tetap membuat kapasitas pada tingkat maksimum dan ribuan orang masih berbondong-bondong ke rumah sakit, khawatir mereka dapat menyebarkan virus ke keluarga. "Ini adalah masalah besar," kata Kepala Aliansi Karyawan Otoritas Rumah Sakit David Chan merujuk pada orang-orang dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang muncul di rumah sakit.

"Pesan pemerintah adalah bahwa Covid adalah penyakit yang sangat berbahaya. Jadi sangat sulit untuk menyalahkan orang-orang," ujarnya.

Pemerintah berencana untuk meringankan beban dengan membangun fasilitas isolasi baru dan mengubah kembali kamar hotel menjadi ruang karantina. Lebih banyak alat pelindung juga sedang dalam perjalanan dan bahkan berpotensi tenaga kerja dari daratan China.

Tapi banyak petugas kesehatan garis depan mengatakan tindakan seperti itu seharusnya diambil untuk mengantisipasi wabah daripada menanggapinya. Selama dua tahun terakhir, Hong Kong dapat mendorong vaksinasi lansia, meningkatkan kapasitas karantina, dan menyusun rencana untuk memprioritaskan kasus-kasus serius, menjauhkan orang banyak dengan gejala ringan dari rumah sakit.

“Tidak ada rencana. Kami hanya tidak siap," kata kepala Asosiasi Dokter Umum Hong Kong Tony Ling.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement