REPUBLIKA.CO.ID, PARABIAGO -- Sebuah toko roti kecil di Italia utara mencoba membantu para pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia. Dia membuat roti khusus yang hasil penjualannya disalurkan untuk donasi.
Pembuat roti Matteo Cunsolo membuat dan menjual roti perdamaian dalam warna biru dan kuning terinspirasi bendera Ukraina. Hasil penjualan itu akan disalurkan sebagai amal untuk membantu pengungsi yang menyeberang ke Italia atau yang tersisa di Ukraina.
Cunsolo menggunakan pewarna makanan alami untuk membuat roti dengan memanfaatkan saffron untuk mewarnai adonan kuning. Warna biru dibuat dari daun bunga kacang kupu-kupu biru atau clitoria ternatea. Setelah dipanggang, dia menggunakan semprotan berbahan dasar mentega dan tulisan "PEACE" untuk menghias setiap roti.
Cunsolo menghasilkan sekitar 20 kilogram roti perdamaian per hari dan sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari 2.000 euro untuk kegiatan amal setempat bernama Lion's Club.
"Saya percaya dalam mencoba membantu orang lain dengan cara apa pun yang Anda bisa," katanya.
Selain itu, Cunsolo dan pembuat roti di daerahnya telah membuat 600 kilogram kue untuk diberikan kepada pengungsi muda. Dia berencana untuk membawa permen, bersama dengan truk yang penuh dengan popok, makanan, obat-obatan, dan pakaian sumbangan lokal, ke perbatasan Ukraina-Polandia pada pekan depan.
"Setelah melarikan diri dari bom, mungkin bepergian melintasi hutan pada malam hari dalam cuaca dingin, saya pikir kue itu seperti pelukan kecil yang dapat membantu membawa senyum di wajah seorang anak," kata Cunsolo berdiri di depan tokonya di La Panetteria di Parabiago, dekat Milan.
Cunsolo mengatakan mendapat ide untuk memanggang setelah menonton laporan televisi tentang sambutan yang diterima orang Ukraina di perbatasan Polandia. Mereka diberi minuman hangat dan sepotong roti.
"Ketika saya mendengar kata roti, saya berpikir 'Oke, saya seorang pembuat roti, apa yang bisa saya bantu?'" ujarnya.