Senin 11 Apr 2022 15:27 WIB

Warga Shanghai Pertanyakan Jumlah Korban Karantina Covid-19

Semua warga yang positif Covid-19 baik memiliki gejala maupun tidak harus dikarantina

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, para pekerja bekerja di lokasi rumah sakit sementara yang sedang dibangun di Pusat Pameran dan Konvensi Nasional (Shanghai) di Shanghai, China, Jumat 8 April 2022. Kota Shanghai terbesar di Tiongkok akan segera mulai terangkat. penguncian di komunitas yang melaporkan tidak ada kasus positif dalam 14 hari setelah putaran pengujian COVID-19 lainnya, kata pihak berwenang pada hari Sabtu.

Penulis laporan yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan ia ingin menghilangkan ketakutan pada fasilitas isolasi pemerintah. Ia mengatakan menerima banyak makanan dan obat-obatan tapi merekomendasikan untuk membawa penutup telinga dan masker mata sendiri.

Pihak berwenang tidak menanggapi permintaan komentar lebih lanjut. Amerika Serikat (AS) sudah mengangkat kerasnya pendekatan China pada Covid-19. Washington memperingatkan warganya yang hendak ke China "pada penegakan hukum setempat dan kebijakan Covid-19 sewenang-sewenang." Beijing membantah tuduhan AS sebagai "tuduhan tanpa dasar".

Ketika Lu dikarantina keluarganya bertanya siapa yang akan merawatnya? Apakah ada perawat, dokter.  

"Nenek saya bukan seseorang yang dapat hidup mandiri," kata cucunya.

photo
Seorang pekerja dengan alat pelindung memegang tanda yang bertuliskan Jangan berkerumun selama hari pengujian massal bagi penduduk di daerah penguncian di distrik Jingan, Shanghai barat Senin, 4 April 2022. - (AP Photo/Chen Si)

"Bila ada perawat yang terinfeksi Covid-19 dan tanpa gejala, mengapa mereka tidak bisa bersama-sama? Kekacauan dan tragedi yang terjadi di Shanghai saat ini benar-benar bermuara pada kebijakan yang kejam," tambahnya.

Sementara itu Qiu keluarga pasien Donghai lainnya Shen Peiying mengatakan ia yakin kebijakan karantina berkontribusi atas kematian pasien yang hanya dapat terbaring di tempat itu. Qiu mengatakan pasien berusia 72 tahun itu tidak terinfeksi Covid-19.

Setelah beberapa pekan tidak ada kabar staf rumah sakit mengabarkan Shen meninggal dunia karena infeksi pernapasan. Qiu menolak memberi izin untuk kremasi karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan perawatan apa yang diterima Shen ketika perawatnya di karantina.

 

"Bila mereka semua dikarantina siapa yang merawat para pasien," kata Qiu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement