REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan militer untuk segera dan bertindak tegas membalas jika ada provokasi Korea Utara, Rabu (6/7/2022). Perintah ini muncul akibat kekhawatiran Seoul terhadap Pyongyang yang dapat melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
"Presiden Yoon mengatakan kemampuan pertahanan yang kuat harus siap untuk melindungi keamanan negara dan kepentingan nasional karena ketidakpastian keamanan di sekitar Korea Selatan dan Asia Timur Laut tumbuh lebih dari sebelumnya," ujar kantor kepresidenan Korea Selatan.
Sosok yang menjabat pada Mei ini memimpin pertemuan pertamanya dengan komandan militer. Dalam kesempatan itu, kantor kepresidenan mengatakan, dia menyerukan kemampuan yang kuat untuk mencegah program nuklir dan rudal Korea Utara.
Pertemuan militer itu berlangsung sehari setelah pesawat tempur siluman F-35A Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) tiba di Korea Selatan. Pekan lalu, Yoon bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sela-sela KTT NATO di Madrid.
Pertemuan itu mencapai persetujuan ketiga negara dalam mengeksplorasi cara lebih lanjut untuk memperkuat pencegahan yang diperluas terhadap Korea Utara. Korea Utara tahun ini telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pyongyang diyakini sedang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuh.