Untuk sesaat, Abe tampak tidak terpengaruh. Pria itu, yang diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami, mantan anggota angkatan laut Jepang, 41 tahun, menembak lagi.
"Yamagami datang entah dari mana di tengah jalan," kata pengusaha Makoto Ichikawa, yang telah berada di dekat stasiun kereta api menunggu istrinya.
"Tembakan pertama, tidak ada yang tahu apa yang terjadi," kata Ichikawa.
Setelah tembakan kedua, anggota Polisi Keamanan menangkap Yamagami dan menjepitnya ke tanah. Kemeja abu-abunya terangkat, memperlihatkan sabuk hitam dengan gesper perak. Seperti kebanyakan orang di kerumunan, dia mengenakan masker.
Tampaknya ada jeda 10-20 detik sebelum Yamagami ditekel, kata Nakajima. Polisi Nara mengatakan kepada wartawan bahwa mereka mengetahui Yamagami setelah tembakan pertama. Mereka menolak untuk mengatakan apakah keamanan melemah.
Saat itu, Abe, terbaring lemas di tanah. Rekaman dari media menunjukkan darah menodai kemeja putih bersihnya.
Ken Namikawa, wali kota kota Tenri di Nara, hadir untuk mendukung politisi lokal Sato, yang pernah menjadi teman sekelasnya di kampus. Namikawa mengatakan kepada Reuters bahwa dia bergegas ke salah satu kendaraan kampanye dan mengambil mikrofon.
Dia mulai memanggil orang banyak, menanyakan apakah ada dokter atau perawat yang hadir. Seorang perawat datang berlari dan bergabung dengan orang-orang yang merawat Abe.
Setidaknya satu orang melakukan pijat jantung. "Saya adalah orang yang angkat bicara, tapi saya rasa saya tidak melakukan sesuatu yang istimewa," kata Namikawa kepada Reuters.
Dokter kemudian mengatakan Abe meninggal akibat kehabisan darah karena luka dalam di jantung dan sisi kanan lehernya. Ia sempat menerima lebih dari 100 unit darah dalam transfusi selama empat jam.