Senin 11 Jul 2022 15:33 WIB

India Galang Solidaritas untuk Warga Sri Lanka

Aksi protes yang terjadi Sri Lanka merupakan wujud aspirasi masyarakat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Massa menerobos masuk ke Istana Presiden Sri Lanka pada Sabtu (9/7/202).
Foto:

"Saya sangat lelah sehingga saya hampir tidak bisa berbicara," kata pria berusia 28 tahun itu sambil duduk di kursi plastik di luar kantor presiden.  

"Saya datang sendirian sejauh ini karena saya yakin kita perlu menyelesaikan ini. Pemerintah ini harus bubar dan kita membutuhkan pemimpin yang lebih baik," kata Gunasinghe menambahkan.

Rajapaksa dan Wickremesinghe tidak berada di kediaman mereka ketika para pengunjuk rasa menyerbu ke dalam gedung. Kedunya juga tidak terlihat di depan umum sejak Jumat (8/7/2022). Hingga saat ini keberadaan mereka tidak diketahui. Rumah pribadi Wickremesinghe di pinggiran Kolombo  dibakar oleh pengunjuk rasa. Polisi telah menangkap tiga tersangka.

Pakar konstitusi mengatakan, ketika presiden dan perdana menteri secara resmi mengundurkan diri, langkah selanjutnya adalah penunjukan penjabat presiden. Parlemen memilih presiden baru dalam waktu 30 hari untuk menyelesaikan masa jabatan Rajapaksa yang akan berakhir pada 2024.  

Sebagian besar warga Sri Lanka terutama menyalahkan pemerintahan Rajapaksa atas krisis ekonomi. Krisis semakin diperparah oleh pandemi Covid-19. 

Keuangan pemerintah dilumpuhkan oleh hutang yang menumpuk dan potongan pajak oleh rezim Rajapaksa. Cadangan devisa negara habis karena harga minyak naik.

 

Sri Lanka hampir tidak memiliki dolar yang tersisa untuk mengimpor bahan bakar. Antrian panjang mengular di depan toko-toko yang menjual gas elpiji. Bulan lalu, Sri Lanka mencatat inflasi sebesar 54,6 persen. Bank sentral telah memperingatkan bahwa inflasi bisa naik mencapai 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement