Rizal juga mengatakan, bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga selalu meminta komitmen semua pihak dalam mengupayalan perdamaian di Myanamar. "Help me to help you. ASEAN sudah mengulurkan tangan untuk membantu dan di saat yang sama harus ada respon dari junta untuk menanggapi secara positif menerima uluran tangan dari pra anggota ASEAN," katanya.
Pertemuan para menlu ASEAN (AMM) ke-55 secara ekstensif membahas perkembangan terakhir di Myanmar. Para Menlu menyatakan keprihatinan atas krisis politik yang berkepanjangan di negara itu, termasuk eksekusi empat aktivis oposisi.
Dalam hal ini Myanmar menolak komunike bersama. Namun ASEAN menegaskan akan selalu menolak keikutsertaan pemimpin junta Myanmar dalam pertemuan-pertemuan regional, kecuali junta membuat kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin.
Konsensus tersebut menyerukan penghentian segera kekerasan dan semua pihak melakukan pengendalian sepenuhnya, dialog konstruktif di antara semua pihak, mediasi pembicaraan oleh utusan khusus ketua ASEAN, penyaluran bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh ASEAN, serta kunjungan ke Myanmar oleh delegasi ASEAN yang dipimpin oleh utusan khusus, untuk bertemu dengan semua pihak yang berkonflik.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Myanmar mengeluarkan pernyataan menolak dan memisahkan paragraf "Perkembangan di Myanmar" dalam Komunike Bersama Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-55. Myanmar menegaskan bahwa pemerintah yang dikendalikan junta bakal bekerja untuk mencapai lima poin konsensus sesuai dengan keadaan negara.