Selasa 16 Aug 2022 10:25 WIB

Penduduk Desa Yaroun Enggan Dikaitkan dengan Penikaman Salman Rushdie 

Serangan terhadap Rushdie di New York tidak ada kaitannya dengan desa mereka.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pemandangan umum desa perbatasan Lebanon-Israel di Yaroun, Lebanon selatan, Sabtu, 13 Agustus 2022, tempat orang tua Hadi Matar beremigrasi. Pada hari Jumat, Matar, 24, lahir di Fairview, N.J., menyerang penulis Salman Rushdie selama kuliah di New York. Kelahirannya adalah satu dekade setelah
Foto:

Rushdie ditikam sebanyak sepuluh kali. Novelis itu menderita kerusakan hati, dan saraf yang terputus di lengan dan matanya. Dia kemungkinan besar akan kehilangan matanya yang terluka. Selama lebih dari 30 tahun Rushdie menghadapi ancaman pembunuhan, karena menulis buku kontroversial berjudul, “The Satanic Verses” atau "Ayat-Ayat Setan". 

Rushdie merupakan pria kelahiran India. Dia kemudian tinggal di Inggris dan Amerika Serikat. Rushdie dikenal memiliki gaya prosa surealis dan satirnya. Novel karya Rushdie, Midnight's Children, memenangkan Booker Prize 1981.

Kemudian Rushdie menerbitkan bukunya yang berjudul The Satanic Verses pada 1988. Buku tersebut memuat penghinaan terhadap Nabi Muhammad, sehingga menyebabkan kecaman. 

photo
Hadi Matar, 24, tengah, tiba untuk dakwaan di Gedung Pengadilan Chautauqua County di Mayville, NY., Sabtu, 13 Agustus 2022. Matar, yang dituduh melakukan serangan penusukan terhadap penulis Satanic Verses Salman Rushdie, telah masuk pembelaan tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan. - (AP/Gene J. Puskar)

Buku Rushdie telah dilarang dan dibakar di India, Pakistan dan wilayah lainnya. Pada 1989 pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan sayembara berhadiah  kepada siapapun yang dapat membunuh Rushdie. Khomeini kemudian meninggal pada tahun yang sama, tetapi dekrit tersebut tetap berlaku. Pengganti Khomeini, Ayatollah Ali Khamenei pada 2019 mengatakan, sayembara itu “tidak dapat dibatalkan”.

Seorang penulis untuk surat kabar Annahar Lebanon, Radwan Akil,  mengatakan, dia mendukung penerapan fatwa Khomeinei terhadap Rushdie. Sementara mantan editor Annahar Gebran Tueni dan kolumnis Samir Kassir, yang merupakan penentang Hizbullah, tewas pada 2005.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement