Senin 19 Sep 2022 16:55 WIB

Bolsonaro Kampanye Pilpres Ketika Melayat Ratu Elizabeth II di London

Presiden Brasil Jair Bolsonaro melakukan kampanye di Kedutaan Besar Brasil di London.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jair Bolsonaro dari Brasil, tengah, dan istrinya Michelle memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II saat disemayamkan di State di dalam Westminster Hall, di Istana Westminster di London, Minggu, 18 September 2022.
Foto: Chip Somodevilla/Pool Photos via AP
Presiden Jair Bolsonaro dari Brasil, tengah, dan istrinya Michelle memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II saat disemayamkan di State di dalam Westminster Hall, di Istana Westminster di London, Minggu, 18 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah melakukan kampanye pemilihan presiden (pilpres) di tengah kunjungannya ke Inggris untuk melayat dan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Bolsonaro menyampaikan pidato kampanye terbuka di hadapan sekitar 200 pendukungnya yang berkumpul di luar Kedutaan Besar Brasil di London.

“Bendera kami akan selalu dalam warna hijau dan kuning. Moto kami adalah Tuhan, bangsa, keluarga dan kebebasan,” kata Bolsonaro dari balkon kedutaan.

Baca Juga

Bolsonaro ditemani oleh Ibu Negara, Michelle Bolsonaro dan pendeta evangelis Silas Malafaia kemudian mengunjungi Westminster Hall pada Ahad (18/9/2022) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ratu Elizabeth II.

Bolsonaro mengumumkan tiga hari berkabung nasional di Brasil setelah kematian Elizabeth. Pemakaman Ratu Elizabeth II menjadi kunjungan resmi pertama Bolsonaro ke Inggris. Sebelumnya dia telah bertemu Raja Charles III selama perjalanan ke Jepang pada 2019.

Setidaknya beberapa orang Brasil mengkritik tindakan Bolsonaro yang memanfaatkan kunjungan ke Inggris untuk kampanye politik. Terlebih, dia berkampanye di tengah undangan pemakaman Ratu Elizabeth II

“Ini adalah aib mutlak bagi Brasil. Dia mengubah pemakaman ratu menjadi rapat umum," kata anggota parlemen Joice Hasselmann, yang merupakan mantan pendukung Bolsonaro.

Setelah menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II, Bolsonaro akan melakukan perjalanan ke New York untuk menyampaikan pidato di sidang Majelis Umum PBB. Menurut Kementerian Luar Negeri Brasil, pidato Bolsonaro di New York mungkin akan memiliki pendekatan elektoral serta elemen yang disarankan oleh tim diplomatik Brasil.

“Dia kepala negara dan pemerintahan, tetapi juga kandidat untuk pemilihan presiden.  Pemisahan ini diperlukan, tetapi tidak selalu sempurna," kata duta besar Brasil untuk PBB, Paulino Neto.

Seorang profesor urusan luar negeri di Getulio Vargas Foundation di Sao Paulo, Oliver Stuenkel, mengatakan, Bolsonaro ingin menunjukkan kepada para pemilih bahwa dia tidak terisolasi dari para pemimpin internasional. Stuenkel mengatakan, basis konservatif Bolsonaro yang mencakup kaum monarki akan senang melihatnya hadir di pemakaman Ratu Elizabeth II.

"Apa yang diinginkan Bolsonaro adalah menunjukkan bahwa dia dapat memastikan stabilitas dan prediktabilitas dalam hal nilai, dan menanggapi kritik yang mengatakan dia terisolasi di dunia. Dan New York akan memberinya panggung global. Dia akan menjadi berita utama selama beberapa hari," ujar Stuenkel.

Berdasarkan jajak pendapat, Bolsonaro berada di posisi kedua setelah mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva. Da Silva yang berhaluan kiri, memerintah Brasil dari 2003 hingga 2010. Da Silva berharap dapat memenangkan 50 persen suara pada 2 Oktober dan menghindari putaran kedua melawan petahana.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement