Senin 07 Nov 2022 15:45 WIB

Anwar Ibrahim Kembali Maju dalam Pemilihan Perdana Menteri Malaysia

Anwar mendapat dukungan dari masyarakat minoritas etnis Tionghoa dan India.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim melambai ke arah fotografer setelah menyerahkan dokumen pencalonannya di pusat pencalonan untuk pemilihan umum mendatang di Tambun, Malaysia, Sabtu, 5 November 2022. Kampanye untuk pemilihan umum Malaysia secara resmi dimulai Sabtu, dalam perlombaan yang sangat kompetitif yang akan melihat koalisi terlama di dunia berusaha untuk mendapatkan kembali dominasinya empat tahun setelah kekalahan elektoral yang mengejutkan.
Foto:

Anwar mengatakan ia tidak akan bekerja sama dengan koalisi Ismail atau Muhyiddin karena "perbedaan mendasar". Meski jajak pendapat mengatakan aliansi diperlukan untuk membentuk pemerintah berikutnya.

"Setiap bentuk koalisi akan menjadi kemunduran besar karena anda memiliki koalisi yang pada dasarnya rasis dan muslim fanatik," kata Anwar. Ia juga tidak ingin bekerja sama dengan Mahathir yang merupakan bekas kawannya.

Barisan dipimpin partai nasionalis Melayu. Muhyiddin juga memprioritaskan kepentingan etnis Melayu dan memasukan partai Islam yang mendorong hukum syariah.

Anwar yang bekas wakil Mahathir di periode pertamanya sebagai perdana menteri, mulai merangkak naik ke posisi perdana menteri setelah oposisi mengalahkan Barisan untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia pada tahun 2018. Partainya kemudian bergabung dengan Mahathir di tengah kemarahan pada pemerintah atas kasus korupsi 1MDB.

Anwar dipenjara saat pemilihan 2018 dalam dakwaan sodomi yang menurutnya bermotif politik. Ia kemudian diampuni.

Mahathir kemudian menjadi perdana menteri dan berjanji menyerahkan kekuasaan pada Anwar dalam dua tahun. Istri Anwar menjabat sebagai deputi perdana menteri, tapi koalisinya ambruk dalam 22 bulan karena sengketa selama transisi.

Muhyiddin sempat menjadi perdana menteri tapi Barisan kembali berkuasa pada tahun 2021. Setelah Ismail memimpin dengan membentuk aliansi.

Pengamat politik dari Institute of International Affairs Oh Ei Sun mengatakan Anwar tampaknya tidak memiliki cukup dukungan dari masyarakat Melayu untuk mencapai garis finis. "Semakin banyak pemilih daerah Melayu yang kembali ke (Barisan) khususnya dan partai-partai Melayu pada umumnya," katanya.

Anwar juga ditekan koalisinya sendiri untuk mundur dari jabatan ketua setelah dua dekade memimpin. Ia diminta agar pemilu tahun ini yang terakhir. Anwar mengatakan ia tahu batasnya.

 

"Apakah saya dianggap masih relevan atau tidak dalam beberapa tahun ke depan, itu masyarakat yang memutuskan," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement