Kamis 22 Dec 2022 18:58 WIB

Rusia Tuduh Jepang akan Lakukan Militerisasi tak Terkendali

Dengan peningkatan anggaran pertahanan, Jepang siap tinggalkan kebijakan pasifisme.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova. Pemerintah Rusia menyoroti keputusan Jepang meningkatkan anggaran belanja pertahanannya hingga mencapai 320 miliar dolar AS.
Foto:

Selain itu, yakni ancaman Korea Utara (Korut) yang belakangan ini mengintensifkan uji coba rudal balistiknya. Jepang juga terlibat persengketaan wilayah dengan Rusia, yakni di Kepulauan Kuril. Moskow dan Tokyo memang belum resmi berdamai sejak Perang Dunia II berakhir.

Sejak Perang Dunia II berakhir pada 1945, Rusia dan Jepang telah mengadakan serangkaian konsultasi untuk mencapai perjanjian damai. Pada 1956, kedua negara menandatangani Deklarasi Bersama sebagai simbol berakhirnya konfrontasi di antara mereka dan pemulihan hubungan diplomatik. Dalam deklarasi tersebut, Jepang dan Rusia juga sepakat melanjutkan negosiasi perjanjian perdamaian serta membahas perihal sengketa teritorial, yakni di wilayah Kepulauan Kuril Selatan.

Setelah Perang Dunia II, Kepulauan Kuril Selatan menjadi bagian dari Uni Soviet. Namun Jepang menentang kepemilikan Iturup, Kunashir, Kepulauan Shikotan, dan Kepulauan Habomai. Berdasarkan Deklarasi Bersama yang disepakati pada 1956, Uni Soviet setuju untuk menyerahkan Kepulauan Shikotan dan Habomai. 

Namun pada 1960, Jepang menandatangani perjanjian keamanan dengan AS. Hal itu membuat Soviet membatalkan niatnya untuk menyerahkan Shikotan dan Habomai kepada Jepang. Saat itu, Soviet menyatakan hanya akan memberikan pulau-pulau tersebut kepada Jepang hanya ketika semua pasukan asing ditarik dari wilayahnya. Hingga kini, persengketaan atas wilayah tersebut masih berlangsung.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement