Jumat 23 Dec 2022 07:29 WIB

Taliban Ungkap Alasan Larang Perempuan Mengakses Perguruan Tinggi 

Larangan perempuan ke universitas untuk mencegah percampuran gender.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pelajar perempuan Afghanistan meninggalkan Kabul University di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban yang berkuasa telah melarang perempuan menghadiri universitas di Afghanistan, menurut perintah yang dikeluarkan pada 20 Desember 2022.
Foto:

Taliban membuat janji serupa tentang akses sekolah menengah untuk anak perempuan. Taliban menyatakan, kelas akan kembali dibuka bagi anak perempuan setelah "masalah teknis" seputar seragam dan transportasi diselesaikan. Tetapi hingga kini anak perempuan tetap tidak kembali ke ruang kelas.

Baca juga : FIFA Selidiki Insiden Salt Bae Masuk Lapangan saat Final Piala Dunia

Taliban mengklaim bahwa mereka mencoba memperbaiki masalah yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya. Di Afghanistan, ada beberapa penentangan domestik terhadap larangan perempuan mengakses universitas, termasuk dari beberapa pemain kriket.  Kriket adalah olahraga yang sangat populer di negara ini, dan para pemainnya memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial.

Dukungan lainnya juga datang di Universitas Kedokteran Nangarhar.  Media lokal melaporkan, mahasiswa laki-laki menolak untuk mengikuti ujian sampai akses perempuan ke universitas dipulihkan.

Taliban

photo
Taliban berjaga di luar Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban yang berkuasa telah melarang perempuan untuk kuliah di Afghanistan, menurut perintah yang dikeluarkan pada 20 Desember 2022. - (EPA-EFE/STRINGER)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken,  menggemakan penentangan internasional terhadap keputusan Taliban untuk melarang perempuan mengakses pendidikan di jenjang universitas. Dia mengatakan, Taliban tidak akan mendapatkan hubungan yang lebih baik dengan dunia yang sangat dibutuhkan jika mereka melanjutkan larangan tersebut.

“Apa yang mereka lakukan adalah mencoba menghukum wanita dan gadis Afghanistan ke masa depan yang kelam tanpa kesempatan. Intinya adalah tidak ada negara yang akan berhasil, apalagi berkembang, jika ia menolak separuh populasinya kesempatan untuk berkontribusi," kata Blinken.

Sejak kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban menjanjikan aturan yang lebih moderat dan menghormati hak-hak perempuan serta minoritas. Taliban secara luas telah menerapkan interpretasi mereka terhadap hukum Islam, atau Syariah yang cukup ketat.

Taliban melarang anak perempuan mengakses sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Mereka juga melarang perempuan dari sebagian besar bidang pekerjaan dan memerintahkan mereka untuk mengenakan burqa di depan publik, yaitu pakaian yang menutup kepala hingga ujung kaki. Belum lama ini, Taliban melarang perempuan pergi taman dan pusat kebugaran.  

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement