Senin 20 Feb 2023 09:53 WIB

Menlu Saudi: Negara Arab Butuh Pendekatan Baru ke Suriah

Saudi sebut langkah isolasi tidak berfungsi, maka perlu pendekatan baru ke Suriah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan konsensus sedang dibangun di dunia Arab, setelah langkah isolasi Suriah tidak berfungsi.
Foto: EPA-EFE/ANDREJ CUKIC
Menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan konsensus sedang dibangun di dunia Arab, setelah langkah isolasi Suriah tidak berfungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan konsensus sedang dibangun di dunia Arab, setelah langkah isolasi Suriah tidak berfungsi. Menurutnya, dialog dengan Damaskus (Suriah) kembali diperlukan "di beberapa titik" untuk setidaknya mengatasi masalah kemanusiaan, termasuk kembalinya para pengungsi.

Pernyataan Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud di sebuah forum keamanan Muenchen pada hari Sabtu (18/2/2023), menandai pergeseran sikap negara Arab dari tahun-tahun awal perang saudara Suriah selama 12 tahun. Ketika itu, beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi mendukung pemberontak yang melawan Bashar al-Assad.

Baca Juga

"Anda akan melihat tidak hanya di antara GCC (Gulf Cooperation Council) atau negara teluk, tapi di dunia Arab ada konsensus yang berkembang bahwa status quo tidak bisa diterapkan," katanya.

Menlu Saudi mengatakan tanpa jalan menuju tujuan yang maksimal untuk solusi politik, maka pendekatan lain sedang dirumuskan. Hal ini untuk mengatasi masalah pengungsi Suriah di negara tetangga dan penderitaan warga sipil, terutama setelah gempa dahsyat yang melanda Suriah dan Turki.

"Jadi itu harus melalui dialog dengan pemerintah di Damaskus di beberapa titik dengan cara mencapai tujuan, yang paling penting terutama dalam hal kemanusiaan, kembalinya pengungsi, dll," katanya.

Ditanya tentang laporan bahwa ia akan mengunjungi Damaskus setelah kunjungan rekan-rekannya dari Emirat dan Yordania setelah gempa bumi, Pangeran Faisal mengatakan dia tidak akan mengomentari rumor tersebut. Namun Riyadh telah mengirim pesawat bantuan ke wilayah yang dikuasai pemerintah di Suriah sebagai bagian dari upaya bantuan gempa, setelah awalnya mengirim bantuan hanya ke barat laut yang dikuasai oposisi negara itu.

Setelah sempat dijauhi oleh Barat, kini Assad telah menerima curahan dukungan dari negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengannya dalam beberapa tahun terakhir. Terutama negara Uni Emirat Arab yang mengincar pengaruh Arab di Suriah untuk melawan pengaruh Iran. Negara-negara Arab lainnya tetap waspada dan sanksi AS terhadap Suriah tetap menjadi faktor yang mempersulit.

Menteri luar negeri Kuwait mengatakan kepada Reuters di Munich bahwa negaranya tidak berurusan dengan Damaskus, dan cukup memberikan bantuan melalui organisasi internasional dan Turki. Ditanya apakah sikap ini akan berubah, Sheikh Salem Al-Sabah berkata: Kami tidak akan berubah pada saat ini.

Sebelumnya, Assad telah mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar Suriah dengan dukungan dari Rusia bersama dengan Iran dan kelompok-kelompok Muslim Syiah yang didukung Iran seperti Hizbullah Libanon. Dukungan Syiah inilah yang juga menjadi sandungan Suriah diterima oleh Saudi dan negara-negara Arab lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement