Ahad 05 Mar 2023 17:35 WIB

Menhan Rusia Lakukan Kunjungan Langka ke Pos Militer Terdepan di Donetsk

Menhan Rusia Sergei Shoigu berkeliling memantau kondisi Donetsk Selatan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melakukan kunjungan langka ke pos terdepan pasukan Rusia yang berperang di Ukraina.
Foto: AP Photo/Russian Defense Ministry Press Servi
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melakukan kunjungan langka ke pos terdepan pasukan Rusia yang berperang di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melakukan kunjungan langka ke pos terdepan pasukan Rusia yang berperang di Ukraina. Dia pun sempat berkeliling melihat kondisi di sekitar daerah tersebut.

“Menteri Pertahanan Federasi Rusia Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu, memeriksa pos depan dari salah satu formasi Distrik Militer Timur di arah Donetsk Selatan,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan lewat akun Telegram-nya, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga

Dalam video yang dipublikasikan Kemenhan Rusia terkait kunjungan tersebut, Shoigu tampak memberikan medali kepada personel militer Rusia. Shoigu kemudian berkeliling memantau kondisi Donetsk Selatan dengan didampingi Kolonel Jenderal Rustam Muradov.

Para petinggi militer Rusia jarang mengunjungi garis depan pertempuran sejak perang di Ukraina pecah pada 24 Februari tahun lalu. Belum ada pihak yang dapat memprediksi kapan konflik di sana akan berakhir.

Saat berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Kamis (2/3/2023) lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyoroti keputusan Barat yang terus memasok persenjataan berat yang lebih baru untuk Ukraina. Dia menyebut, senjata itu turut digunakan Kiev untuk menyerang fasilitas sipil.

“Negara-negara Barat mengejar jalan menuju eskalasi yang disengaja dari krisis Ukraina dengan memasok Kiev dengan jenis senjata berat yang lebih baru dan lebih baru. Senjata Barat secara aktif digunakan oleh (Angkatan Bersenjata Ukraina) untuk menembaki bangunan tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit, pembunuhan penduduk yang damai serta penghancuran infrastruktur publik,” kata Ryabkov.

Dia menentang tindakan militer Ukraina tersebut. “Ini kejahatan perang, pelanggaran hukum kemanusiaan yang melibatkan negara-negara anggota NATO dan yang perwakilannya suka berbicara tentang HAM dengan cara berkhotbah dan munafik,” ujar Ryabkov.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement