Selasa 07 Mar 2023 18:14 WIB

Iran Hadapi Krisis Peracunan Massal Terhadap Siswi di Sekolah Perempuan

Laporan menunjukkan setidaknya 400 anak sekolah telah jatuh sakit sejak November.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Iran menghadapi krisis atas dugaan peracunan massal yang menargetkan para siswi.
Foto:

Kadivar juga mengatakan, kemungkinan lain dari dugaan peracunan itu adalah histeria massal. Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya selama beberapa dekade terakhir di Afghanistan dari 2009 hingga 2012. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, fenomena itu merupakan penyakit psikogenik massal yang mempengaruhi ratusan anak perempuan di sekolah-sekolah di seluruh Afghanistan.

"Laporan bau busuk sebelum munculnya gejala telah mengarahkan pada teori keracunan massal. Namun, sejauh ini investigasi penyebab wabah tidak menghasilkan bukti seperti itu," tulis WHO saat itu.

Sejak dugaan peracunan itu muncul, Iran belum meminta bantuan badan kesehatan dunia dalam penyelidikannya.  WHO juga tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait dugaan peracunan massal di Iran.

Pada September 2022 lalu, protes nasional menyebar di seluruh Iran. Aksi protes dipicu oleh kematian seorang perempuan Kurdi, Mahsa Amini (22 tahun) di tahanan. Amini ditahan oleh polisi moralitas negara karena tidak menggunakan jilbab sesuai aturan.

Menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, tindakan keras pasukan keamanan terhadap protes tersebut telah menyebabkan setidaknya 530 orang tewas. Sementara 9.700 lainnya ditahan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement