REPUBLIKA.CO.ID, NORMANDY -- Kapal selam serang tenaga nuklir terbaru Prancis memasuki tahapan uji coba terakhir sebelum dikirimkan ke angkatan bersenjata. SSN Duguay-Trouin kelas Barracuda generasi terbaru mulai diuji pada 27 dan 28 Maret lalu di pangkalan angkatan laut Cherbourg, Normandy, Prancis.
Dilansir dari Defense News, Rabu (29/3/2023) yang mengutip Kementerian Pertahanan Prancis dan manufaktur kapal selam, Naval Group, setelah menjalani uji coba selama beberapa bulan SSN Duguay-Trouin akan dikirim ke Angkatan Laut Prancis pada musim panas 2023.
Dalam siaran persnya Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan kapal selam tenaga nuklir itu sudah menjalani tes awal di Selat Inggris dan kembali ke Cherbourg untuk menjalani beberapa tes di Samudra Atlantik dan Laut Tengah. Selama uji coba, kapal selam itu tetap milik Naval Group dan perusahaan reaktor nuklir TechnicAtome tapi dioperasikan di bawah komando Angkatan Laut Prancis.
Kapal selam kelas Barracuda pertama, SNN Suffren sudah dikirimkan pada tahun 2021 dan mulai beroperasi pada bulan Juni tahun lalu. Sejak 2006 Prancis memulai program mengganti kapal-kapal selam SSN kelas Rubin yang diproduksi tahun 1980-an.
Program ini dijalankan badan pengadaan militer Direction Generale de l’Armement (DGA) dan Komisi Energi Alternatif dan Energi Atom (CEA) yang mengawasi sektor nuklir. Naval Group mengatakan saat ini empat kapal selam kelas Barracuda sudah memasuki berbagai tahap pengembangan.
Tourville, de Grasse, Rubis, dan Casabianca dijadwalkan dikirimkan pada tahun 2030 dan kapal-kapal itu akan beroperasi di Angkatan Laut hingga 2060-an. Kelas kapal selam terbaru diharapkan lebih senyap dibandingkan kelas sebelumnya dan dapat menembakan rudal jelajah di target yang jauh.
Kapal-kapal kelas Barracuda akan memberikan kemampuan Angkatan Laut Prancis melakukan serangan dalam dengan rudal jelajah dalam laut (NCM) yang diproduksi MDBA. Kelas ini juga dilengkapi torpedo berat F21 yang diproduksi Naval Group dan rudal anti kapal SM39 dari MDBA.
Menurut Naval Group, kelas ini dirancang untuk memungkinkan pasukan khusus bawah air Angkatan Laut Prancis menggelar misi "penyebaran senyap." Dry deck shelter (DDS) dan "palkanya" memungkinkan pasukan mengerahkan kendaraan dalam laut.