REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk mengurangi pengeluaran meski sedang dilanda cuaca ekstrem pada awal tahun ini. Kerusakan aset akibat cuaca buruk di Negeri Kiwi sekitar 9 miliar dolar Selandia Baru sampai 14,5 miliar dolar Selandia Baru.
Banjir bandang di Auckland pada Januari lalu dan angin siklon Gabrielle menghancurkan North Island pada bulan Februari menghancurkan jalan-jalan.
Hopkins mengatakan pemerintah tidak akan menerapkan pajak baru pada anggaran tahun ini. Biaya untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat cuaca buruk terpenuhi anggaran operasional dan pendapatan negara.
Dalam laporannya Kementerian Keuangan Selandia Baru memperkirakan hampir
setengah dari total kerugian berasal dari kerusakan infrastruktur. Sementara kerugian rumah tangga dan bisnis sekitar lebih dari 2 miliar dolar Selandia Baru.
"Pada bagian kami, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi proporsi pengeluaran untuk menekan permintaan dalam perekonomian," kata Hipkins dalam pidato Asosiasi Pengusaha dan Produsen Selandia Baru, Kamis (27/4/2023).
Selandia Baru menghadapi inflasi tertinggi dalam sejarah. Bank sentral sudah mengungkapkan kekhawatiran setiap kenaikan pengeluaran pemerintah dapat menambah masalah inflasi.
Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi pada Maret dan Juni sekitar 0,4 persen lebih tinggi karena cuaca buruk dan turunnya produksi peternakan dan petani sekitar 400 juta dolar Selandia Baru hingga 600 juta dolar Selandia Baru pada paruh pertama tahun ini.
Hipkins mengatakan pemerintahnya ingin memotong pengeluaran hingga tiga puluh persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pengeluaran inti pemerintah Selandia Baru sekitar 35 persen PDB per tahun ini berakhir Juni 2022 dan diperkirakan akan turun 32,8 persen PDB pada tahun finansial tahun ini.
"Ini akan menjadi anggaran ortodoks tanpa embel-embel yang fokus pada pendanaan hal-hal paling penting bagi warga Selandia Baru seperti bantuan biaya hidup dan pemulihan topan,” kata Hipkins.
Ia mengatakan infrastruktur akan menjadi fokus anggaran Selandia Baru tahun ini. Tidak hanya untuk membangun ulang infrastruktur yang rusak tapi juga membangun rumah sakit dan sekolah baru.