Pemilih oposisi menyatakan kekecewaan dan ketidakpercayaan atas perolehan suara Erdogan di putaran pertama. Pemilihan presiden dan parlemen pada Ahad (14/5/2023) menyajikan tantangan terbesar dalam 20 tahun kepemimpinan Erdogan. Dia tidak pernah kalah dalam pemilihan sejak 1994 ketika menjadi wali kota Istanbul.
Pemilihan umum diadakan di tengah krisis biaya hidup yang semakin dalam dan inflasi yang merajalela. Banyak pihak meyakini gempa bumi yang melanda Turki tenggara pada Februari akan mengikis popularitas Erdogan. Sejumlah pihak mengkritisi tanggapan pemerintah terhadap gempa dan kegagalan pemerintahan Erdogan menegakkan peraturan bangunan.
Kritikus Erdogan menuduh kelalaian pemerintah bertanggung jawab atas kematian lebih dari 50.000 orang akibat gempa. Jurnalis Aljazirah, Zeina Khodr, yang melaporkan dari Provinsi Giazantep yang terdampak gempa mengatakan, dukungan untuk aliansi Erdogan di provinsi ini cukup besar.
“Ini (Giazantep) secara tradisional adalah kubu (Partai AK), di provinsi yang terkena dampak gempa bumi yang parah ini loyalitas masyarakat tidak terguncang,” kata Khodr.
"Ada kemarahan setelah gempa bumi atas lambatnya respons awal pemerintah. Hingga kini masih ada kemarahan karena rekonstruksi belum dimulai dengan sungguh-sungguh. Tapi, Partai AK mempertahankan dukungannya di wilayah tersebut,” ujar Khodr.