Ahad 21 May 2023 10:23 WIB

Bunga Daisy Lambang Mengenang Warga yang Hilang di Uruguay

Ribuan warga Uruguay turun ke jalan dalam March of Silence pada Sabtu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Bunga daisy. Kota-kota Uruguay memuat lukisan bunga daisy, masing-masing dengan kelopak yang hilang, muncul di dinding dan di jendela dalam beberapa pekan terakhir.
Foto:

Instalasi raksasa yang dihiasi dengan gambar orang hilang telah mengambil alih tanda nama tempat populer Montevideo yang menghadap ke teluk Pocitos. Instalasi serupa direncanakan akan menghiasi di kota-kota lainnya.

"Orang-orang memprotes dengan cara baru karena mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu dan tidak terlalu takut dibandingkan sebelumnya," kata Ricardo Gomez dari organisasi yang mengatur instalasi Montevideo Images of Silence.

Lambang daisy dengan kelopak yang hilang diadopsi pada 1997 setahun setelah pawai pertama diadakan, membuat diskusi tentang periode itu tetap hidup, termasuk di kalangan generasi muda. "Putri saya bertanya kepada saya apa arti bunga itu tempo hari. Ini telah menjadi poin pembicaraan yang penting," kata Natalia, ibu dua anak berusia 41 tahun yang tumbuh besar di Montevideo.

Topik kediktatoran tetap kontroversial di Uruguay. Beberapa enggan untuk meninjau kembali periode sensitif dari sejarah negara yang cukup baru.

Beberapa kelompok sayap kanan seperti partai Cabildo Abierto menyatakan, sudah saatnya menutup kasus terkait kediktatoran dan membebaskan para terpidana. Namun, menurut Perciballe, warga Uruguay lainnya mengatakan mereka yang melakukan kejahatan belum semuanya diadili dan kebenaran sepenuhnya terungkap.

Kantor kejaksaan Uruguay mengatakan, kurang dari 50 orang telah dihukum karena kejahatan terkait kediktatoran di negara itu. Ada sekitar 100 kasus yang masih tertunda.

Investigasi pelanggaran era kediktatoran hanya diizinkan sejak 2011 ketika undang-undang amnesti dinyatakan tidak sah. Kelompok Mothers and Family Members of Disappeared and Detained Uruguayans telah mengkritik negara karena tidak mendedikasikan lebih banyak sumber daya untuk mencari mereka yang hilang dan menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia.

 

Kementerian Pertahanan dan kantor kepresidenan menolak berkomentar. Menteri Pertahanan Javier Garcia mengatakan, pemerintahan Presiden Luis Lacalle Pou yang mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020 telah berbuat lebih banyak untuk menyampaikan informasi tentang orang-orang yang masih belum ditemukan dalam dua tahun dibandingkan dekade sebelumnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement