REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan dan Jepang pada Kamis (25/5/2023) menggelar dialog pertama tentang energi dalam enam tahun untuk mendiskusikan cara meningkatkan kerja sama pembangkit tenaga nuklir, energi terbarukan, hidrogen dan isu energi lainnya, kata Kementerian Perindustrian Korsel.
Dialog tingkat direktur di kota pelabuhan bagian tenggara Korsel, Busan, adalah yang terbaru dalam serangkaian pertemuan antara kedua negara tetangga itu, yang hubungannya mencair setelah pemimpin mereka tiga kali bertemu dalam dua bulan.
Kedua negara sama-sama menyampaikan perlunya bekerja sama untuk memperkuat keamanan energi, mencapai target nol emisi mereka dan mendiskusikan penggunaan sumber daya energi bebas karbon, seperti tenaga nuklir dan hidrogen, menurut Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korsel.
"Kedua negara sangat bergantung pada impor energi dan memiliki struktur konsumsi energi serupa. Jadi, kedua pihak melihat perlunya meningkatkan koordinasi kebijakan dan kerja sama di lapangan," kata seorang pejabat kementerian itu.
Seoul dan Tokyo akan melanjutkan perundingan tingkat kerja guna meningkatkan hubungan di bidang energi, ujar pejabat itu.
Dialog kebijakan energi bilateral Korsel-Jepang diluncurkan pada 1986, di mana kedua negara mendiskusikan kerja sama untuk pengembangan sumber daya, teknologi energi dan kebijakan-kebijakan energi secara keseluruhan.