Ahad 02 Jul 2023 19:51 WIB

Prosesi Pemakaman Nahel Penuh dengan Duka

Pelayat dari komunitas Islam Prancis mengantarkan Nahel dari masjid ke permakaman.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Ratusan pelayat dari komunitas Islam Prancis melaksanakan prosesi khusyuk dari masjid ke pemakaman
Foto:

Menggarisbawahi gawatnya keadaan, Presiden Emmanuel Macron membatalkan perjalanan resmi ke Jerman. Selama empat malam berturut-turut kerusuhan bertahan di seluruh Prancis.

Para pejabat mengatakan, sebanyak 45 ribu polisi dikerahkan ke jalan-jalan di seluruh negeri dalam upaya mencegah kekerasan malam kelima. Sekitar 2.400 orang telah ditangkap secara keseluruhan sejak kematian remaja tersebut pada 27 Juni 2023.

 

Reaksi terhadap pembunuhan itu adalah pengingat yang kuat akan kemiskinan, diskriminasi, pengangguran, dan kurangnya kesempatan lain yang terus-menerus terjadi di lingkungan sekitar Prancis. Vanyak penduduknya berasal dari bekas jajahan Prancis, seperti tempat Nahel dibesarkan.

“Kisah Nahel adalah korek api yang menyalakan gas. Orang-orang muda yang putus asa sedang menunggunya. Kami kekurangan perumahan dan pekerjaan, dan ketika kami memiliki (pekerjaan), upah kami terlalu rendah,” kata Samba Seck, seorang pekerja transportasi berusia 39 tahun di Clichy-sous-Bois pinggiran Paris.

Clichy adalah tempat lahirnya kerusuhan selama berminggu-minggu pada 2005 yang mengguncang Prancis. Peristiwa itu dipicu oleh kematian dua remaja yang tersengat listrik di gardu listrik saat melarikan diri dari polisi. Salah satu anak laki-laki tinggal di proyek perumahan yang sama dengan Seck.

Seperti banyak penduduk Clichy, Seck menyesali kekerasan yang menargetkan kotanya. Sisa-sisa mobil yang terbakar berdiri di bawah gedung apartemennya dan pintu masuk balai kota dibakar dalam kerusuhan minggu ini.

“Anak muda merusak segalanya, tetapi kami sudah miskin, kami tidak punya apa-apa,” katanya, seraya menambahkan bahwa anak muda takut mati di tangan polisi.

Terlepas dari krisis yang meningkat, Macron menahan diri untuk tidak mengumumkan keadaan darurat, sebuah opsi yang digunakan pada 2005. Namun, pemerintah memutuskan meningkatkan tanggapan penegakan hukum dengan pengerahan massal petugas polisi, termasuk beberapa yang dipanggil kembali dari liburan.

Sebanyak 13 orang yang tidak mematuhi perhentian lalu lintas ditembak mati oleh polisi Prancis tahun lalu. Tahun ini, tiga orang lagi, termasuk Nahel, meninggal dalam kondisi serupa. Kematian tersebut telah mendorong tuntutan untuk lebih banyak pertanggungjawaban di Prancis.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement