Kamis 06 Jul 2023 09:14 WIB

Israel tak Persoalkan Membunuh Anak-Anak dalam Serangan ke Jenin

Pasukan Israel membunuh mereka yang berusia antara 16 dan 18 dalam operasi di Jenin.

Warga Palestina melakukan prosesi pemakaman 12 orang yang meninggal oleh pasukan Israel, di Jenin, Rabu (5/7/2023).
Foto:

Gadgil lalu menyatakan, pada kasus ini, dalam pandangan Bennet mereka adalah teroris tetapi PBB mengategorikannya sebagai anak-anak. Bennett kembali bertanya lagi ke Gadgil apa sebutan seorang berusia 17 tahun dengan senapan menembak keluarganya. 

Sang pembawa acara kembali menekankan PBB mengategorikan mereka sebagai anak-anak. Dalam operasi militer Israel di Jenin, empat orang berusia antara 16 dan 18 terbunuh. Perdebatan pun berlanjut, Bennett menyatakan bagaimana anak 17 tahun bisa membunuh sipil. 

Gadgil melanjutkan, operasi militer Israel tak memenuhi tujuan yang ingin dicapai Israel menghentikan serangan termasuk dengan menewaskan mereka yang dikategorikan anak-anak, tetapi pada kenyataannya terjadi pembalasan serangan ke Tel Aviv. Pada Selasa lalu, Hamas melukai delapan warga Tel Aviv. 

Seorang anggota Hamas menabrakkan mobil ke trotoar, menabrak dua orang. Kemudian ia keluar mobil melalui jendela mengejar orang lain dengan menggenggam senjata. Ia kemudian meninggal ditembak warga bersenjata. 

Pasukan Israel memutuskan keluar dari kamp pengungsi Jenin pada Selasa (4/7/2023) tengah malam. Meninggalkan kerusakan besar di Jenin. Setelah pasukan Israel pergi, warga Jenin kembali ke kamp pengungsian yang sebelumnya digempur militer Israel. 

Sebagian warga, mempersiapkan pemakaman, memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal akibat senjata pasukan Israel. Lainnya, beres-beres, memperbaiki berbagai kerusakan di kamp yang berusia 75 tahun itu. 

Jalan setapak rusak dan bergelombang akibat dilalui kendaraan berat seperti buldoser dan kendaraan lapis baja. Akibat lainnya, pipa air pecah membuat air mengucur ke mana-mana. Selokan berisi puing-puing reruntuhan. Mereka harus membersihkan sisa-sisa kerusakan ini.

‘’Mereka tak mendapatkan apa yang diinginkan. Anak-anak muda kami baik-baik saja, keluarga, dan juga kamp kami,’’ kata Mutasem Estatia, ayah enam anak, Rabu (5/7/2023). Dalam dua malam serangan Israel kamp Jenin, ia menyingkir dari sana, menyelamatkan diri.

‘’Ada 12 syahid dan kami bangga atas mereka tetapi kami lebih berharap kerusakan daripada kematian mereka,’’ Estatia. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement