Selasa 11 Jul 2023 00:14 WIB

Serangan Jenin Usai, Warga Palestina Alami Trauma  Kronis

Warga Jenin selalu dihantui ketakutan yang sama akibat serangan militer Israel.

Seorang wanita Palestina berjalan di jalan yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).
Foto:

Ia mengingatkan, serangan gencar juga memengaruhi jiwa warga Palestina sebab ribuan orang yang mengevakuasi diri dari kamp di tengah malam dengan mengenakan baju yang melekat di badan, mengingatkan mereka pada peristiwa nakba. 

Nakba yang berarti bencana, mengacu pada 750 ribu warga Palestina yang terpaksa meninggalkan kotanya bersamaan dengan pendirian Israel pada 1948. Kamp Jenin berdiri pada 1953 untuk pengungsi dari 50 desa dan kota di utara Palestina, terutama Haifa dan Nazareth. 

Sejak saat itu, kamp ini selalu menjadi target serangan militer Israel. Selama intifada pada 2002, pasukan Israel menyapu seluruh bagian kamp dan membunuh 52 warga Palestina dalam kurun 10 hari pertempuran. Saat itu, 23 tentara Israel tewas. 

"Ini nakba ketiga saya," kata penduduk kamp Jenin, Afaf Bitawi (66), menggambarkan serangan Israel pekan lalu. Ia mengalami kejadian pada 1948, juga menyaksikan dampak pendudukan Israel, mengingat setiap detail serangan 2002 yang membuat rumahnya tinggal puing. 

"Pertanyaan yang sama, mestikah saya meninggalkan rumah dan berisiko ditembak penembak jitu atau saya keluar dumah dan takut buldoser akan menghancurkan rumah saya?" tanya Bitawi, menggambarkan perasaannya saat serangan terakhir ke Jenin. 

Palestinian Central Bureau of Statistics menyatakan, lebih dari setengah orang di Tepi Barat yang berusia di atas 18 tahun mengalami depresi. Sedangkan di Gaza, mereka yang mengalami hal sama dan pada usia yang sama jumlahnya 70 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement