Jumat 21 Jul 2023 07:27 WIB

Cara Cerdas Brigade Jenin Kelabui Pasukan Israel

Serangan di Jenin awal bulan ini digambarkan sebagai serangan terbesar sejak 2002.

Seorang pria Palestina mengibarkan bendera Palestina dan Suriah di depan kendaraan tentara Israel selama serangan militer di kamp pengungsi Jenin, kubu militan, di Tepi Barat, 4 Juli 2023.
Foto:

Warga Jenin  lainnya, Amany Abdullah (bukan nama sebenarnya) mengatakan, dia sangat takut pejuang Jenin akan berguguran. Tapi dia bersyukur sebagian besar pejuang militan dalam kondisi selamat.

“Ketika mereka (para pejuang) mulai muncul keesokan harinya, seolah-olah saya melihat anak saya,” kata Amany yang mengatakan bahwa putranya adalah anggota Brigade dan dibunuh oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir.  

“Ini adalah putra-putra kami. Mereka berjuang tanpa makanan dan air selama 48 jam.  Namun, ada keheningan total. Sampai kapan kita akan hidup seperti ini?” kata Amany.

Sementara itu, warga lainnya Bassem Tahayneh, 41, mengatakan penyerangan di kamp tersebut tidak menantang tekad warga. Serangan Israel justru membuat warga dan pejuang Jenin menjadi lebih kuat.

“Mereka (orang Israel) dipermalukan, mereka tidak bisa menegakkan kontrol mereka di kamp. Kontrol macam apa itu ketika Anda menghancurkan jalan-jalan dan rumah-rumah? Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepada pemuda itu. Pemuda ini adalah kebanggaan kami, mereka adalah orang-orang terhormat di antara kita. Hati kita satu sama lain di Jenin. Kita semua bersama dengan perlawanan," ujar Tahayneh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement