Kamis 03 Aug 2023 10:18 WIB

Pemadaman Listrik di Niger Pascakudeta Militer

Blok Afrika Barat memberlakukan sanksi ke Niger.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Kudeta Niger
Foto: AP
Kudeta Niger

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Kota-kota besar di Niger mengalami pemadaman bergilir menyusul kudeta yang terjadi minggu lalu di negara Afrika Barat tersebut. Kekurangan daya listrik adalah akibat dari negara tetangganya, Nigeria yang memotong pasokan ke utara, yakni Niger, kata perusahaan listrik Niger, Nigelec.

Blok perdagangan Afrika Barat, ECOWAS, telah menjatuhkan sanksi kepada Niger, tetapi tidak mengatakan apakah sanksi tersebut termasuk pasokan listrik. Para kepala pertahanan negara ECOWAS bertemu di Nigeria untuk membahas kemungkinan intervensi militer demi  menggagalkan kudeta tersebut.

Baca Juga

Pada hari Ahad, para pemimpin Afrika Barat memberikan waktu seminggu kepada junta militer Niger untuk menyerahkan kekuasaan atau menghadapi konsekuensi militer dari negara ECOWAS.

Berbicara pada hari Rabu, Abdel-Fatau Musah, komisaris ECOWAS untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan, mengatakan bahwa intervensi bersenjata akan menjadi "pilihan terakhir". Namun ia bersikeras bahwa blok tersebut harus "mempersiapkan diri untuk kemungkinan itu".

ECOWAS telah bersumpah untuk mengakhiri gelombang kudeta yang telah melanda wilayah Sahel Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mengingat hal ini, Musah mengatakan bahwa ada "kebutuhan untuk menunjukkan bahwa kita tidak hanya bisa menggonggong, tetapi juga bisa menggigit".

Junta militer yang berkuasa di Mali dan Burkina Faso telah memperingatkan ECOWAS agar tidak melakukan intervensi di Niger, dan bersikeras bahwa setiap tindakan militer terhadap rezim baru akan sama saja dengan "pernyataan perang" terhadap mereka. 

Pemerintahan Niger hasil kudeta tidak mengirimkan kepala pertahanan mereka ke pertemuan ECOWAS di ibukota Nigeria, Abuja. Sementara itu, negara-negara Eropa saat ini sedang mengevakuasi warga negaranya dari wilayah Niger, menyusul ancaman tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement