Kamis 10 Aug 2023 13:45 WIB

Villavicencio, Capres Ekuador yang Ditembak Mati Menantang Kartel Narkoba

Kampanye Villavicencio memberi harapan negara ini bisa mengatasi geng kriminal.

Capres Fernando Villavicencio saat berkampanye sebelum penembakan di Quito, Ekuador, Rabu (9/8/2023).
Foto:

Saat penyelundup narkoba mulai menggunakan pelabuhan di pesisir negara ini, warga Ekuador terlibat dalam kekerasan yang selama puluhan tahun tak pernah terjadi. Suara tembakan senjata terdengar di kota-kota besar saat geng kriminal itu saling bertarung berebut wilayah. 

Mereka juga merekrut anak-anak. Bulan lalu, wali kota Manta, sebuah kota pelabuhan ditembak mati. Pada 26 Juli lalu, Presiden Lasso menetapkan status darurat di dua provinsi. 

Villavicencio juga merupakan jurnalis independen yang melakukan investigasi korupsi pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Lalu, ia memasuki dunia politik mengampanyekan sikap-sikap antkorupsi. 

Termasuk ia bersikap kritis terhadap korupsi pada pemerintahan 2007-2017 yang dipimpin oleh Presiden Rafael Correa. 

Jurnalis Gordon Durnin kepada Aljazirah menyatakan dari Quito bahwa Villavicencio memang dikenal kerap mengkritik Correa yang menjabat presiden dari 2007 hingga 2017.’’Dia membawa banyak bukti mengenai korupsi pemerintahan Correa.’’

Bereaksi atas penembakan pengkritiknya itu, Correa menyatakan,’’Ekuador menjadi negara gagal. Negara ini terluka.’’

Ia menyampaikan solidaritas kepada keluarga Villavicencio dan keluarga korban kekerasan lainnya. Mantan wakil presiden yang juga capres saat ini, Otto Sonnenholzner menuturkan,’’ Kita sekarat, tenggelam dalam lautan air mata. Kita tak pantas hidup seperti ini.’’

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement